Selasa, 22 Juli 2008

Reuni Imakris





Bersama Tante Lisa Narwastu dan Om Ronny (suami Tante Lisa), Tante Denok dan Mas Lintang (anak Tante Denok), Tante Ennis, dan Om Widi, hari Sabtu, 19 Juli bapak dan ibu pergi ke Malang, mengunjungi acara Reuni Imakris, Ikatan Mahasiswa Kristen Universitas Negeri Malang (dahulu IKIP Malang).

Hemmmm......., kangen sekali bapak ibu bertemu dengan teman-temang yang pernah melayani bareng di kampus tercinta ini. Bapak ingat dulu di ruang sekretariat ini, bapak ibu ketemu pertama kali, bareng berkegiatan, dan belajar melayani orang lain melalui pelbagai aktivitas yang rasanya masih kemarin bapak ibu melakukannya.

Kalian tahu, anak-anakku, bapak ibu tidak berpacaran semasih kami bareng melayani, justru ketika bapak dan ibu menuntaskan masa pelayanan, kami bersama mulai sering bareng, barangkali kangen karena sering tidak ketemu lagi, lalu kami pun sering berkomunikasi, belajar berinteraksi dengan suasana yang berbeda. Kalau dulu bapak sebagai Ketua IMAKRIS sering kali minta bantuan ibu sebagai sekretaris bapak, atau masa sesudahnya; bapak sebagai mantan pengurus membantu pekerjaan ibu sebagai Ketua IMAKRIS.......pertemuan-pertemuan kecil inilah yang sering mempertemukan kami.

Tentu saja prakarsa dimulai dari Bapak untuk mendekati ibu, dan ibupun akhirnya seperasaan dengan bapak. Ingin berjalan bareng. Makan bareng, Ke gereja bareng. Dan kami pun pacaran. Wah......bapak senang sekali punya pacar seperti ibumu! Dia adalah gadis yang sangat rapi, telaten, sabar, dan pintar. Bagi bapak, ibu adalah teman, sahabat, rekan kerja, dan kekasih yang sangat mengagumkan. Yach....... ketika bapak sibuk dengan aktivitas bapak yang sangat padat, ibumu tak pernah mengeluh. Ketika sabtu bapak tidak mengapeli pun, ibumu tidak pernah protes. Tapi justru hari-hari lain sering menjadi kesempatan ngobrol pengganti malam minggu kami yang hilang.

Dan inilah..... ruang yang sering kami pakai sebagai tempat bersekutu bersama mahasiswa lain. Di sini bapak ibu aktif namun belum berkesempatan pacaran. Dan setelah 'lulus' dari ruangan inilah kami justru sering kangen.

Hari Sabtu, 19 Juli kemarin adalah kesempatan bagi bapak ibu untuk kembali membangun jejaring dan interaksi yang sempat terputus dengan teman-teman bapak ibu. Mengapa kami harus ketemu dan berinteraksi lagi, anakku? Karena pelayanan kepada Tuhan itu tidak berhenti di gereja, rumah, kampung, tempat kerja, tapi juga dalam pergaulan dengan teman-teman semasa kuliah dulu. Dengan berinteraksi secara rutin, kami akan bisa memantapkan langkah untuk memberikan pelayanan dalam model dan bentuk lain, anakku. Profesi guru atau pendidik itu adalah profesi yang sangat diperlukan oleh masyarakat untuk membangun karakter anak-anak menjadi serupa Kristus, anakku. Dan ketika Kristus mengutus bapak ibu beserta teman-teman untuk berkarya, maka langkah kaki tidak boleh mandeg untuk memberi sesuatu yang membangun bagi perkembangan pendidik Kristen, anakku. Memang sekarang belum kelihatan bentuknya, tapi bapak beriman bahwa ada sesuati yang bisa kami bikin di masa penuh problematika ini.

Raras dan Gagas, belajarlah berinteraksi dengan siapa pun, belajarlah bahwa komunikasi itu perlu dipelajari dan mampu memberi keubahan yang berarti bagi mereka yang membutuhkan.

Bapak ibu sayang kalian!!

1 komentar:

lukassakul mengatakan...

salam buat alumni imakris... sayang kami 4 tahun ini blum bisa pulang ke Malang.. sukses selalu, terus maju bersama Tuhan, GBU!