Jumat, 26 November 2010

Mbak Raras Kreatf






Melalui photofunia, Mbak Raras mengkreasi foto-fotonya menjadi menarik. Wow...

Kreativitas itu perlu dirangsang, dirawat, diekspresikan secara terus menerus. Anak-anakku, cobalah belajar mengumpulkan bahan bacaan, dan galilah ide dari sana. Apa yang kamu minati, cari sebanyak mungkin informasinya, kalau perlu belajarlah melakukan, belilah dengan hasil tabunganmu, kumpulkan terus hingga kau mengoleksinya. Itu adalah tahap awal kreativitasmu. Mengumplukan dan mengeksplorasi semua yang kau inginkan. Tentu harus sadar diri, belilah yang kamu mampu, yang terjangkau dengan uang tabungannmu. Sesuatu yang kau nikmati sebagai aktivitas rutin. Karena kreativitas itu perlu keajegan, rutinitas, kontinyu.

Suatu waktu kalau kalian bikin karya, Mbak Raras mengedit foto, Gagas menulis cerpen-puisi atau menggambar, perhatikan karya-karyamu, pasti ada yang menarik. Mintalah saran orang lain, kesan orang lain, nah yang bagus perlu diteruskan, ditingkatkan. Yang kurang, perlu belajar terus agar makin fasih, menutupi kekuranganmu. Itulah yang disebut dengan masa inkubasi. Kalian mengendapkan karya untuk memunculkan ide-ide lain.

Pada saat pikiran kalian fokus pada penciptaan ide, pasti suatu saat kalian akan bertemu dengan ... AHA...! Aha... itu adalah masa ketika kalian menemukan titik point yang sangat melegakan, menyenangkan.

Lalu jangan puas dulu, kritilah karyamu sendiri. Pandanglah dari sisi yang berbeda, nah kalian bakal menemukan cara lain, dan cara itu ternyata begitu banyak.... sehingga kalian bisa melakukan sesuatu dengan alternatif baru, berbagai cara.

Nah di saat terakhir, tuntaskanlah pekerjaan minatmu itu, itu adalah hal yang menyenangka. Akhiri dengan manis, selesaikan dengan harapan, bahwa karya kalian itu adalah karya yang memiliki pesan, pesan tak cepat mati. Pesan yang kelak akan bisa kalian ambil manfaatnya ketika sudah dewasa sekali pun.

Selamat bersenang-senang dengan proses kreatifmu. Selamat mencipta. Selamat menggali ide. Selamat menumbuhkannya denganc cara-cara baru.

GBU, sayang.

Sabtu, 09 Oktober 2010

Aku menyukaimu













(Hai, anak-anakku, ini puisi bapak tentang awan yang bapak dedikasikan kepada kalian. Awan, kadang dibenci karena membasahkuyubi manusia, tapi juga membuat takjub manusia karena keindahan yang tersimpan di celahnya. Bersyukurlah atas segala sesuatu, dan belajarlah dari segala sesuatu. GBU, anak-anakku)


Awan mencolek hatiku
Hampir tiap hari kau payungi kepalaku
Hampir tiap hari pula pesona keindahanmu terabaikan
Jarang aku berterima kasih padahal kau yang setia memberikan keteduhan
Makin jarang pula kau kuhargai padahal acap kali memantik inspirasiku

Kadang di sore cerah dan langit biru yang secerah sore
Bermainlah kau, berkejaranlah kau,beriring-iringanlah kau
Bercanda dengan paruh dan sayap burung
Yang mengepak terbang memamerkan keindahan
Kalian dominasi kecerahan, keceriaan, dan kemeriahan ciptaan Allah ini

Awan, kau dengan berbagai rupa nan menawan
Menyimpan kecemburuan dengan menitikkan air, yang menetes, dan membucah
Menghujani kami yang kadang berjalan kaki menghitung koin tersisa di saku, atau
Kami yang berpeluh di atas vario melaju di tengah himpitan beban kerja
Dan kau pun tak peduli menjadi hujan yang tiba-tiba membasahkuyubi tubuh kami

Awan, kau selalu menjadi pedoman kondisi cuaca di bumi
Kau, gumpalan uap air yang terapung mengapung di atmosfer
Putih, kelabu, hitam, menarik hati di langit, menarik langit di hati

Kau yang terbentuk dari molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya
Kau menanungi kepala dari panasnya matahari dan dari persoalan tak terhingga banyaknya
Menaungi hati dari panas kemarahan menjadi teduh dan takjub karena tak berkutik kami

Dari titik-titik airmu yang makin memberat membesar
Perlahan-lahan daya tarik bumi menarikmu ke bawah, jatuh menetes membasahi kami
Commulus namamu, kau senang bergumpal membentuk dasarnya horizontal
Stratus panggilanmu, karna kau yang tipis menyebar meluas menutupi langit merata

Cirrus sebutanmu, karna kau yang menyendiri, nampak halus dan berserat, mengkristal esKarena kau dekat dengan bumi yang kupijak, kusaksikan kau
Hai .... Stratokumulus yang tampak kasar, Nimbostratus yang gelap dan berlapis, Stratus yang memepet bumi, tebal dan kelabu
aku menyukaimu!

Hai .... Altokumulus dan Altostratus, kau yang di atas sana, mendengarkah teriakanku
Oh, kupikir tidak, kau Altokumulus yang berkepul-kepul, berlapis dan begelombang tak rata
Ternyata kalian membawa kabar baik, aku bisa mengukur jalan dengan cuaca yang baik.
Hai, Kau Altostratus, kau yang padat, kelabu dan menggelembir seperti air, tidakkah suaraku kau dengar!
Hai, Sirus, Sirokumulus dan Sirostratus di ketinggian sanaapalah aku yang kecil di sini!
Kau, Sirus yang bagai kapas tipis, terima kasih membawa kabar cuaca cerah hari ini
Kau, Sirokumulus yang bagai sisik ikan, dan kau... Sirostratus yang bagai kain putih tipis
Apalah suara kecilku!

Kumulus yang mengelompok bulat dan Kumulonimbus yang mengelompok besar,
Kalian putih hitam beraneka bentuk dan rupa,
Kau kagetkan aku dengan kilat dan petir yang bagai teriakanmu keras dan nyaring mengagetkanku!

Aku menyukaimu!

(adhi, di atas Borneo, 26 Agustus 2010)










Selasa, 07 September 2010






(bagian 1)

Halo anak-anak, bapak hari ini mau bercerita mengapa bapak dan Gagas bisa sampai di puncak gunung Bromo. Seperti yang kalian tahu tiap bulan di minggu pertama, bapak memiliki jadwal pelayanan ke Nongkojajar, Mororejo, dan Tosari. Senyampang Gagas mulai masuk di hari libur, bapak ingin memanfaatkan perjalanan di hari Jumat tanggal 3 September 2010, sebagai hari bersejarah bagi Gagas. Melakukan perjalanan berpetualang ke Gunung Bromo, lokasi taman Wisata Nasional yang dekat dengan Mororejo, tempat tujuan bapak melayani para guru Baithani.

Ditemani oleh Om Rafael, teman bapak yang berdiam di Tosari, bapak dan Gagas memulai perjalanan dari Mororejo, selepas bapak memberi materi training bagi para guru di Morerejo. Meski masih pukul 15.00 sepanjang perjalanan penuk kelok, Mata memandang hanya cukup kuat sampai jarak 15 meter, lebih dari itu, kabut pekat tak mampu diterobos kasat mata.

Kopi panas dan nasi panas yang masih mengepul, berlauk pauk telur dadar dan sayur gobis olahan Om Rafael pun menjadi santapan nikmat kami bertiga di jumat malam itu. Dalam suhu yang sangat dingin, kami bertiga menghabiskan waktu dengan membuatkan akun FB bagi Om Rafael. Rupanya kemajuan gadget teknologi itu pun mampu menjadi daya tarik bagi pemuda asal Nias yang lebih dari 5 tahun setia melayani masyarakat Tengger ini.

Jam 03.00 pagi dini hari kami bertiga berangkat dari desa Wonopolo menuju Wonokitri. Dari Wonokitri dengan ojek kami menempuh perjalanan ke view point, Penanjakan, tempat untuk menyaksikan matahari terbit. Wow... karya Tuhan yang luar biasa. Ini adalah pemandangan yang jarang kita nikmati di kota. Sedikit demi sedikit, matahari menyembul dari peraduannya, dan dengan cantiknya ia tampil direspon suara kekagumana dari mulut-mulut wisatawan lokal hingga hampir seratusa bule yang ternganga melihat sosok cantik Sang Surya.

Pagi itu Gagas sangat kedinginan, tapi semangatnya besar, membuatnya bertahan untuk melanjutkan ke destinasi berikutnya. Proficiat Gagas! Kau luar biasa, anakku! Belajarlah terus.

Jumat, 20 Agustus 2010

Refleksi Kepemimpinan Sekolah

Refleksi Kepemimpinan Sekolah

Anakku, Raras dan Gagas, bapak mau berbagi cerita hari ini. Tahukah kalian hati bapak sangat sedih dan kecewa melihat sebuah sekolah dengan potensi besar, dengan jumlah murid yang luar biasa banyak, dengan guru yang sangat banyak dan guru-guru itu banyak yang sangat berpotensi, sekarang sekelompok kecil pimpinannya di tingkat yayasan (sebagian orang) dan di tingkat eksekutif tidak memperlakukan kepala-kepala sekolahnya sepantasnya profesi dan jabatan kepala sekolah. Mereka telah memperlakukan para gurunya dengan kurang 'manusiawi' atau lebih tepatnya tidak sesuai dengan proporsi thd profesi GURU atau lebih tepatnya mereka telah memberikan kebijakan yang sangat 'manusiawi' menurut versi mereka. Mereka telah memberlakukan banyak kebijakan yang sangat kontraproduktif dengan misi pendidikan, apalagi ini pendidikan Kristen yang mustinya patut menjadi tolok ukur keberhasilan bagi negeri ini. Lucunya, tatkala dikritik, malah balik mengkritik! Ini memang subjektif, menurut bapak. Pasti ini salah menurut mereka.

Ah, kalian tentu sekarang belum bisa mengerti curhat bapak ini. Kalian mungkin berpikir bapak salah sasaran curhat kepada kalian tentang problem ini. Tidak anakku, tidak, bapak tidak salah sasaran, bapak memang betul-betul ingin curhat kepadamu. Kelak kalian akan tahu mengapa bapak tidak utarakan ini kepada ibumu, tidak juga kepada guru-guru di sekolah itu, tidak juga kepada para kepala sekolah di yayasan itu, tidak juga kepada para eksekutif bahkan para pengurus di yayasan itu. Kenapa? Karena memang bapak tak punya kuasa, tak punya akses masuk ke sana! Bapak ingat mimpi ******, seorang dosen *** yang barusan sekamar dengan bapak selama 5 hari berlatih kepemimpinan di Pacet, Mojokerto. Tahu mimpi apa itu? Ia ingin menjadi pengurus yayasan sekolah itu. ******, orang muda berbakat dari Indonesia Timur itu, melihat sekolah ini punya beberapa pemimpin yang sombong. Mereka dikritik, tapi malah balik mengkritik. Sekarang bapak memahami mimpinya!

Sekarang bapak cukup curhat kepadamu saja. Menyuarakan kebenaran dalam proses membangun sekolah, ini kan hak warga negara. Nah, izinkan bapakmu ini curhat di blog kalian ini.

Kalian punya mempunyai usul mengenai bagaimana sekolah ini bisa lebih efektif membantu para siswa? Membantu para Guru dan Kaseknya? Pasti jawaban kalian sederhana dan sama untuk pertanyaan bagaimana cara membantu sesama di dunia ini. Jawabannya ada di Alkitab. Konsep Kepemimpinan yang berdampak besar dan positif hanya terdapat dalam Alkitab, tentu saja Kristus Yesus adalah teladan utama mengenai kepemimpinan. Dan masih banyak tokoh lain seperti Nehemia dan Daniel dengan integritas dan semangat menggelora melakukan banyak perubahan untuk negerinya.

Ada banyak poin-poin positif yang terdapat dalam sekolah tsb. Guru yang mumpuni, input murid yang udah pintar dari sononya, fasilitas lengkap dalam pembelajaran, dan pengalaman bertahun-tahun menguasai pangsa pasar pendidikan di propinsi ini. Namun sayang kepala-kepala sekolah yang dulunya adalah para guru yang hebat di sekolahnya, profil pemimpin yang mustinya mampu menyuarakan aspirasi para gurunya, sekarang tak punya kuasa untuk melakukan perubahan, karena sistem komunikasi yang bermasalah berat. Ada distorsi pesan kepemimpinan, ada misscomunication, ada cara yang salah kaprah dalam memperlakukan para kepala sekolah, hingga para kasek ini menjadi ‘boneka’ di sekolahnya, karena tak mampu melakukan perubahan yang sifnifikan. Siapa yang salah, jelas yang salah pertama kali adalah ketua yayasan, lalu direktur pendidikannya, lalu para staf yayasan yang tak bisa meluruskan kesalakaprahan itu, lalu para mitra kerja direktur pendidikan dan stafnya, lalu kepala sekolah yang tak berani meluruskan keadaan dengan cara yang tegas meski untuk itu harus membayar mahal dengan jabatannya, dan lalu guru. Lho kok guru? Iya, kalo ada kesalahan dalam sistem persekolahan dan guru-gurunya tidak kompak menyuarakan nuraninya, maka membiarkan kesalakan itu terjadi adalah sebuah
model kesalahan lain.

Wah, mengapa bapak kok menyalahkan semua orang itu? Lalu bapak punya salah apa? Jelas, bapak juga salah karena sebagai praktisi pendidikan, pengamat pendidikan, yang mustinya sejak dulu bapak bersuara, baru sekarang bapak unjuk suara. Emang sudah lumayan terlambat, tapi tidak mengapa, meksi hanya hal kecil yang bisa bapak lakukan, bapak akan lakukan hal kecil itu dengan apa yang bapak tahu. Yang penting bukan apa yang bapak tahu, melainkan apa yang bapak lakukan dengan apa yang bapak tahu itu. Wah kalo
Ini sih adalah komitmen bapak dan teman-teman bapak yang baru belajar bersama di pacet tempo hari.

Kalian tahu poin apa yang menurut kalian perlu peningkatan atau prioritas penanganan?
1. Mereposisi pemimpin-pemimpin yang tidak efektif, atau pemimpin yang sering menjadi sumber masalah. Hanya orang yang rendah hati saja yang bisa mengerti letak kesalahannya, tapi salah seorang pemimpin lainnya, yang sebenarnya udah cukup bagus bekerja, dengan arogan dan merasa diri sudah benar, justru mencemooh seorang pengamat. Apa dia lupa bahwa tidak ada tontonan sepak bola yang bagus jika tidak ada seorang komentor. Ini malah menyalahkan komentator bola dan menyuruh komentator tsb main bola. Ini gila! Sungguh zaman edan.

2. Ketua yayasan mustinya bisa bersikap tegas, lebih berani turun ke lapangan untuk mencari tahu track record anak buahnya yg diserahi ngurus bagian pendidikan ini. Sayang sekali, ada banyak perilaku melenceng dari anak buahnya ini, dibiarkan bahkan malah didukung oleh mereka, para pengurus yayasan. Mustinya ketua yayasan tahu, bahwa pengembangan karakter di sekolahnya tak akan pernah berhasil jika sosok pemimpinnya masih merupakan orang yang melakukan perilaku tak terpuji, mengganggap diri Bos, tidak menghargai kepala sekolah, tidak bisa berlaku ramah dengan kalimat-kalimat yang sopan kepada para guru dan karyawan, dan masih banyak lagi, biarlah sang ketua yayasan yang mencari tahu sendiri.

3. Pemimpin-pemimpin itu haruslah berani mengakui kesalahan, kesalahan dalam merancang sistem remunerasi yang berakibat melukai dan menyakiti, menurunkan semangat dan etos kerja guru. Kesalahan dalam memperlakukan anak buah, kesalahan dalam memperlakukan kasek dan guru. Kesalahan membuat sistem kepemimpinan di tingkat sekolah yang tidak berkembang, sentralitas yang bikin masalah di sekolah makin carut marut, kebijakan sendiri yang sering direvisi dan tidak tegas mengakui bahwa itu adalah kesalahan prosedur dari tingkat atas, dan masih banyak lagi, biarlah mereka mau rendah hati untuk turun ke lapangan membuka diskusi/tanya jawab dengan para guru dan kasek. Tapi bapak tidak yakin ketua yayasan dan staf serta eksekutifnya berani melakukannya secara terbuka di unit-unis sekolah.

Nomor 4 dst masih ada, tapi itu cukup bapak aja yang tahu sementara ini. Suata saat tentu akan bapak ceritakan.

Sebagai pemimpin di sekolah Kristen tentu kalian tahu bagaimana seseorang menyampaikan kesaksian sesuai iman Kristen. Sekolah Kristen akan menjadi jatuh, jika sang pemimpin tidak punya integritas dan kepekaan thd lingkungan. Penelitian dan pengembangan teori kepemimpinan harus diseleksi berdasarkan kebenaran Firman Tuhan dan kemudian melalui pengalaman pribadi. Informasi itulah yang akan membantu kita menjadi seorang pemimpin yang kompeten dan sesuai dengan petunjuk Allah. Nah, ini ilmu yang bapak dapatkan dari Dr. Santoso Setiadji, seorang pemimpin yang sangat rendah hati di Jakarta sana. Pemimpin Kristen menekankan karakter, jika ia tak berkarakter baik, maka senantiasa muncul persoalan bertubi-tubi dalam sekolahnya.

Dan Pemimpin pendidikan di sekolah yang penuh masalah ini ternyata tidak melakukan prinsip-prinsip kepemimpinan yang benar. Ia tidak memiliki kerendahan hati, tidak memiliki hasrat melayani yang betul-betul tulus, tidak memusatkan perhatian pada orang lain, dan tidak melakukan internalisasi Kasih.

Jika seorang pemimpin sudah berusaha meningkatkan karakternya, maka kepercayaan yang merupakan inti dari kredibilitas seorang pemimpin akan didapatinya. Orang melihat pemimpin sepanjang waktu, apa yang ia lakukan, ia katakan, itu diamati oleh pengikutnya. Kepercayaan harus diraih, bukan diperoleh karena kedudukan tetapi karena respect yang muncul dari hati yang paling dalam. Pemimpin yang sudah kehilangan respect itu adalah jalan menuju kejatuhan.

Anak-anakku, mengapat karakter membangkitkan rasa hormat, dan yang lebih penting lagi menumbuhkan kepercayaan? Orang mengikutimu sebagai pemimpin bukan misi atau visimu saja. Tetapi karena kalian adalah seseorang yang selalu menuhi janji, berusaha keras mengatakan kebenaran, dan justru bukan penyebar kepahitan dan kata-kata yang menyakiti. Bertanggung jawab jika mengalami kegagalan, dan justru bukan mencari kambing hitam, melainkan dengan cepat melakukan perbaikan setelah menampung aspirasi dari para anak buahnya.

Jangan kamu heran kalau menemui pemimpin yang seperti deskripsi di atas, karena pemimpin yg seperti itu memang tak pernah mau belajar dari kejadian buruk sebelumnya. Judul buku yang terakhir dia baca dan mampu membantunya secara spiritual, mungkin sudah tidak dia ingat lagi. Tak ada kerendahan hati untuk belajar dan banyak mendengar. Di toko buku ada banyak buku untuk meningkatkan kecakapan profesional seorang pemimpin. Namun bapak ragu jika pemimpin ini suka membacanya. Apalagi menyebutkan judul atau topik artikel yang baru-baru ini telah dia baca dan mampu membantunya untuk tumbuh secara profesional. Itu semua tidak terlihat dalam perilakunya. Bahkan seminar yang terakhir diikuti selalu diabaikan dan dianggap tidak cukup memperlengkapinya sebagai seorang pemimpin. Wah, bapak tampak keras ya.... rasanya enggak juga sih kalo kalian tahu dampak yang telah diakibatkannya, yang telah membuat banyak guru menangis itu, tentu kalian sepakat dengan bapak, kalau bapak harus menyuarakan ini, meski sekarang baru kepada kalian saja. Semoga kalian tidak bosan mendengar dan membaca curhat bapak. Terima kasih untuk kepedulianmu, anak-anakku.

Kalau suatu saat kalian mengajar di Sekolah Kristen, apa yang merupakan karakteristik utama dan menjadi ciri khas suatu Sekolah Kristen dibanding sekolah negeri atau swasta lainnya? Salah satu ciri khasnya adalah di sekolah Kristen itu setiap orang berlomba-lomba untuk membuahkan buah-buah ROH. Bukan membuahkan atau memunculkan peperangan, menimbulkan kebencian, menurunkan spirit pelayanan, dan bahkan ada upaya yang membatasi ROH KUDUS bekerja di sekolah. Cara kepemimpinan yang berlawanan dengan karakter Yesus, adalah upaya untuk membuat sekolah menjadi carut marut. Ini bisa dilakukan oleh bukan hanya orang luar, tetapi orang dalam sendiri bisa melakukan ini. Dan para pemimpin sekolah itu bisa merusak sekolahnya sendiri. Para pemimpilah yang paling berperanan jika ada sebuah sekolah tidak harmonis.

Lalu anakku, apa yang kau lakukan agar atmosfer sekolah dan kelas sesuai untuk belajar? Jika kau jadi pemimpin atau guru, mulailah dengan meminta hikmat kepada Tuhan untuk mengerti bagaimana memulai sebuah langkah pembaruan dengan goal setting yang jelas. Lakukan dengan disiplin dan tegas. Tidak kompromi dengan kelemahan diri. Namun sangat fleksibel dalam bekerja sama. Semua bekerja dengan senang, semua belajar dengan senang, itulah tujuan akhirnya di kelas. Karena jika kesenangan, kenyamanan, dan dukungan telah diperoleh, seseorang akan punya inisiatif tinggi untuk memulai revolusi. Perubahan secara radikal, dan atau evolusi boleh dipilih sesuai kebutuhan.

Bagaimana mungkin bisa mendisiplinkan guru dan siswa kalau seprang pemimpin tidak berdisiplin mematuhi cara komunikasi yang diperkenankan oleh Tuhan. Tidak melakukan komunikasi dengan caranya sendiri. Apalagi sak karepe dewe!

Pemimpin harus belajar kembali memulai ke titik nol, jika mengalami sebuah indisipliner, yakni antara lain: daftarlah pengalaman, keterampilan, atau kecakapan yang diyakini cocok dan sangat dibutuhkan untuk pekerjaan atau program pengembangan pendidikan di sekolah tsb. Seorang pemimpin sekolah dan atau guru patut mengingat ketika memimpin seorang, baik anak-anak atau kaum muda Gereja kepada Kristus. Biarlah cara Tuhan yang bekerja, kita manut sesuai kehendaknya.

Kualitas apa yang para guru miliki – sehingga mampu meningkatkan kualitas kerja tim dan prestasi sekolah? Setinggi-tingginya kualitas guru, kalau tidak didukung situasi dan kondisinya oleh para pengurus yayasan dan eksekutif, maka team work gagal! Sekolah tidak berprestasi, atau prestasi makin anjlok, dan masyarakat tidak simpati, dan tidak lagi mau mengirim anaknya ke sekolah tsb.

Jika kalian adalah guru, lalu mendengar bisik-bisik seorang rekan kerjamu yang mengatakan secara negatif sekitar kebijakan sekolah kepada rekanmu guru yang lain atau seorang siswa, apa yang akan kalian lakukan? Berdialoglah. Kepada siapa pun mulailah berdialog, dan pecahkan bersama. Pemimpin harus mau turun lapangan untuk mendengar masalah dari sudut pandang seorang Tukang Parkir sekalipun.

Jadi apa yang terbaik untuk dilakukan sekarang? Teruskanlah suara pembaruan! Giatlah melakukan perubahan! Terbukalah dengan kritik dan saran. Lakukan dengan tegas perbaikan diri dan penyempurnaan. Biarlah hasil keras kita yang tentu masih banyak kelemahan, Tuhan yang sempurnakan.

Selamat belajar, Raras dan Gagas, anak-anak bapak dan ibu, yang sangat kami kasihi! GBU seperti selalu!

Dan meski bapak hanya pengamat, jangan suruh bapak main bola ya! Jarang ada pengamat bola di bumi ini yang aktif juga bermain di lapangan. Tapi juga jangan lupa, bapak adalah pengamat dan pemain bola di lapangan. Lapangan yang tersebar di negeri tercinta, yang hanya mudah dimengerti oleh rekan-rekan seperjuangan.

Jumat, 23 Juli 2010

We love you, RasGas!


Di tahun 93 awal tuntas pelayanan di IMAKRIS UM, bapak terobsesi betul, kapan ya Bapak bisa memiliki pacar....? Ada banyak teman cewek bapak di kampus, di gereja, di GMKI, dan sesama alumni SMA bahkan SMP. Tapi kepada siapa ya bapak menaruh hati? Ada beberapa bapak suka. Tapi yang mana bapak mau pilih?

Tahukah kalian Raras&Gagas, bahwa ada 1 teman cewk bapak yang istimewa, dia adalah mantan sekretaris bapak yang udah jarang ketemu. Sesekali ketemu di acara persekutuan doa mahasiswa di kampus. Cewek itu semula cewek yang biasa saja di mata bapak, bukankah bapak setahun penuh bekerja sama dengan dia dalam kepengurusan organisasi kemahasiswaan di kampus. Namun setelah tuntas pelayanan di kampus, dia menjadi tampak istimewa bagi bapak.

Setelah lama tak ketemu, bapak jadi kangen, lalu mulailah bapak melakukan pencarian. Mustinya dia masih aktif di kampus, dan betul dia masih sibuk menyelesaikan akhir tahun kepengurusannya jadi ketua unit kemahasiswaan itu. Wah... inilah moment yang tepat untuk bapak masuk kembali dalam interaksi dengannya. Tahukah kalian bagaimana rasanya dekat dengan seseorang yang dulu pernah akrab sebagai rekan kerja, dan sekarang bapak memiliki perasaan yang berbeda? Perasaan ingin bersamannya terus. ingin mendengar tawanya dan celotehnya terus, apalagi saat lihat dia sering sakit. Betapa ingin bapak menemaninya terus. Tepat di tanggal 28 Agustus 2003 itulah bapak berkesempatan mengutarakan perasaan bapak kepadanya di sebuah meja besar di ruangan besar, sebuah perpustakaan yang gede banget di Universitas Negeri Malang.

Wow..... lega rasanya, membuat dia tahu bahwa bapak ingin selalu bersamanya. Sejak itu kami berproses, berinteraksi lebih akrab. Ke gereja bersama, makan pangsit mie Cak Ri di WarkopMa di UM, jalan-jalan ke tmp wisata, diskusi bareng, bikin sebuah newsletter bareng yang diterbitkan oleh GMKI, dan berdoa bareng, betulkah masing-masing adalah pilihan Tuhan yang tepat untuk masing-masing......?

Wow..... luar biasa..... tiga tahun kemudian, kami berjanji di depan altar gereja untuk hidup bersama saling melayani dalam suka dan dalam duka. Nah kalian tahukan siapa dia? Iya.. cewek itu adalah ibumu, ibu endah mrp tersayang.

Pada tahun 2004 ketika kami bersehati untuk rajin bersama berdoa dengan pokok doa yang sama di jam yang sama setiap malam, salah satu doa kami adalah, di tahun 2007 kami tak lagi berdua. Lho kok gitu? Iya.... kami ingin sekali pada tahun 2007 kami bersatu dalam perkawinan yang kudus. Tapi Tuhan memberkati bapak dan ibu dengan pekerjaan yang baik, dan orang tua, yakni kakung dan uti kalian mendesak, untuk... mengapa harus 2007 kalo bisa 2006? Ya... akhirnya rencana baik itu malah maju, dan malah menyukakan kami, tanggal 5 Oktober 2006 hari Sabtu di Greja Kristen Djawi Wetan Pasamuan Purwoasri, di Kediri, bapak ibu diberkati dalam pernikahan kudus.

Dan salah satu pokok doa kami yakni di tahun 2007 tidak lagi dua tapi satu, malah jadi tidak lagi dua, namun tiga, dengan kelahiran Mbak Raras pada bulan Agustus 1997, 10 atau hampir 11 bulan pasca kami menikah. Wooooow.... itu adalah anugerah yang luar biasa........ Luar biasa, karena dari persekutuan berdua, jadilah berkat Tuhan dalam wujud bayi mungil cantik yang akhirnya kami namakan sesuai harapan kami dalam bahasa kawi, yakni anugerah cantik pemberian Tuhan, siapa lagi kalau bukan.... Mbak Raras..... Adyaning Raras Anggita Kumara.... yang 10 Agustus 2010 nanti Mbak Raras tepat berusia 13 tahun.

Berkat selanjutnya makin melengkapi kami, dengan kelahiran Agastya Pandu Wisesa.... iya, Mas Gagas yang lahir pada 13 September 2001 makin membuat kami berdua merasa bahwa anugerah Tuhan itu luar biasa, selain menyukakan, kami juga baru mengerti bahwa itu juga tanggung jawab baru, kami harus belajar keras menyiapkan diri menjadi orang tua bagi kalian, anak-anak manis pemberian Tuhan. Apalagi di usiannya yang ke-9 Mas Gagas memutuskan untuk ikut pramuka.... wow bapak ibu sangat mendukung!

Dalam kesempatan peringatan hari Anak Nasional yang jatuh di tanggal 23 Juli 2010 ini, bapak ibu ingin bilang, bahwa kalian adalah kekayaan luar biasa buat kami. Kami bersyukur atas kalian. Kami berbahagia memiliki kalian. Dan selama beberapa tahun ini kita telah melewati tahun-tahun sulit, namun tetap memberi kita senyum tiap hari. Yang tetap kita yakini adalah bahwa sejauh ini Tuhan masih terus tolong. Kita tak perlu takut, karena kita memiliki Kristus Yesus, yang menjadi spirit kehidupan kita. Bersama Dia kita jalani kehidupan suka duka, dan yang jelas... menjanjikan keselamatan kekal. dan kita meyakini itu sekarang dan selamanya.

Anak-anakku, maafkanlah bapak dan ibu apabila sesekali dalam waktu hidupmu, kami mengecewakanmu. Kami akan terus bersama dengan kalian. Nafas kami sehirupan dengan lantunan doa untuk keselamatan dan kebahagiaan kalian. Belajarlah dengan rajin, anak-anak. JaNGAN ragu bertanya. Jangan kuatir mencoba. Berlatihlah! Kamu pasti bisa. Bisa karena Tuhan yang akan memampukanmu.

Sayang dan peluk cium selalu dari bapak ibu,

adhi & ning

Rabu, 23 Juni 2010

Gagas dalam Euforia Sepak Bola Dunia 2010



Tadi malam Gagas nonton pertandingan sepakbola World Cup 2010, antara kesebelasan Perancis vs Afrika Selatan yang di siarkan RCTI. Dan sekali-kali Gagas mengganti channel TV ke Global TV untuk menyaksikan Mexico vc Urugay. Itu adalah pertandingan ke 33 dan 34 dari 64 pertandingan yang rencana digelar dalam hajatan pegibol seluruh dunia ini.

Ini adalah kali pertama Gagas mengikuti perkembangan piala dunia yang digeber 4 tahun sekali. Bapak, ibu, mbak Yanti, Kung dan Uti hanya bisa geleng-geleng kepala saja menyaksikan antusiasme Gagas yang sangat tinggi untuk mengikuti setiap perkembangan pertandingan. Nama-nama pemain yang bapak sulit mengucapkan pun Gagas hafal dengan mudah. Wah kalo bisa ya jangan nama-nama pemain bola saja, Le. tapi juga pengetahuan-pengetahuan lain.... hehehe........

Senang bisa menemani Gagas nonton. Meski kadang bapak gak bisa menyaksikan karena udah ngantuk atau karena bapak lagi asyik dengan bacaan-bacaan bapak.Tapi bapak kan tetep nemeni di sebelahmu ya, Sayang....

Semoga kamu bisa mengambil hal positif dari pesta bola sejagad ini. Kamu tahu Gas, kenapa mereka bisa mewakili negaranya? Bersaing dengan puluhan bahkan ratusan pemain lain. Karena mereka adalah pemain-pemain yang disiplin. Mereka bisa karena mereka terbiasa berlatih. Kedisiplinan yang kuat, ditunjang dengan bakat kepemimpinan yang hebat di lapangan, serta intelejensi yang tinggi, mereka bisa menjadi pemain bola yang hebat, yang mampu melesakkan gol demo gol di antara kepungan pemain lawan, atau letih tubuh yang mendera. Semangat besar saja yang bisa membuat mereka bisa bermain full time dan mampu menjadi inspirasi kawan maupun lawan.

Selamat menonton bola ya Gas....... Petik nilai-nilai positif dan terapkan untuk dirimu! Tak harus dengan bermain bola. Kamu bisa terapkan semangat berlatih itu melalui aktivitas belajar atau membaca atau hobby menulismu. Belajat terus dari siapa pun, Sayang. Tak ada habisnya waktu untuk belajar dan belajar.

GBU seperti selalu . . . . .

Liburan tlah tiba......


Mbak Raras udah libur, sekarang udah di Papar. Mungkin dia sedang belajar masak dan bikin kue. Hmm... bagus, Mbak Raras, kalo pulang nanti berarti udah bisa buatkan bapak kue-kue bikinanmu sendiri dong....! Wow... pasti nikmat makan kue bikinan anak sendiri.

Gagas udah selesai ujian, sekarang maen2 di sekolah sambil nunggu bpk ibu gurunya nulis raport. Kemarin bapak diperlihatkan nilai-nilai ulangannya. Bapak pikir dia belum terima, rupanya Gas bikin kejutan untuk bapak. Lembar-lembar ulangannya di taruh di sebelah bantal bapak. Wow.... senangnya..... nilai-nilai Gas bagus. Sebagus nilai-nilai Mbak Raras.

Oke, anak-anak sayang, sekarang memang waktunya untuk berlibur. Jadi manfaatkan dengan melakukan kegiatan2 yang positif. Selamat berlibur ya........

salam sayang selalu,
bapak dan ibu

Selasa, 18 Mei 2010

Bapak senang sekali melihat perkembanganmu dalam menulis, Gas. Inisiatif menulis itu memang harus datang dari dirinya sendiri, tatkala kamu sudah bisa memulainya tanpa ada orang lain yang mendorongmu, itu adalah tahap perkembanganmu yang paling bapak suka. Syukur Ibumu sangat telaten mengumpulkan berkas-berkas buku dan kertas-kertas hasil coretanmu. Bersyukur apabila di tengah kesibukan Ibu, ia masih sempat mengetiknya sehingga bapak bisa mengunggahnya ke web portofoliomu.

Kualitas isi tulisan adalah nomor sekian anakku. Yang penting kamu telah dapat secara ajeg mengekspresikan perasaanmu dan pemikiranmu melalui kumpulan diksi yang kau pilih. Bapak perhatikan ketika kamu menulis, kamu jarang sekali menghapus atau mencoretnya. Itu bagus, Le. Berarti kamu telah bisa mengutarakan dengan jujur, tanpa pilah-pilih, setiap kata meluncur, mewadahi pikiran dan arus imajinasimu. meluaup sedikit demi sedikit, hingga berlembar-lembar kertas bisa mencerminkan tautan imajimu.

Langkah berikutnya, kamu sudah bisa memulai dengan memeriksa, apakah tulisanmu itu berguna bagi orang lain atau tidak. Mengingatkan, memelihara, menegur, mengagumi, mendorong, atau menginspirasi orang lain atau tidak? atau sebaliknya itu hanyalah cerita yang mendukakan orang lain? Bagi bapak tidak masalah diksimu belum bagus-bagus ama, susunan kalimatmu kadang masih tidak runtut. Tidak masalah! Yang penting, tulisanmu itu suatu saat bermanfaat bagi orang lain.

Setelah itu tentu kamu harus mulai memikirkan, apakah ide atau gagasanmu itu telah kamu tuangkan dengan menggunakan pilihan kata yang tepat, apakah susunan kalimat runtut, saling terkoneksi, mengalir, menyamankan yang membaca. Apakah isi tulisanmu itu bagai irama lagu, yang kadang mengingatkan dengan keras, menegur dengan lembut, menceritakan subjek dengan lambat, pelan, dan terperinci atau bahkan dengan kata-kata yang pendek, singkat, cepat, dan berarti. Atau mungkin isinya penuh dengan emosi yang meninggikan alis mata atau membuat mata merem, karena ingin merasai perasaan yang katu tuangkan.

Kamu bisa, Gas. Seperti puisimu tentang kesabaran, itu telah membuat bapak terperangah, atau cerpenmu tentang sepak bola, itu seperti kamu bertutur sendiri di depan bapak.

Teruskan, sayang. Meski ada yang belum enak dibaca, tapi itu adalah perjalananmu berkisah dengan jujur. Menggambarkan perasaan dengan terbuka. Menunjukkan semangat yang gigih. Teruslah menulis. bapak akan menemanimu. GBU, My Son!

Selasa, 13 April 2010

Kabar dari Magelang




Hai, Sayang, lagi ngapain kalian malam ini?
Mbak Raras udah selesai baca buku apa hari ini? Mas Gagas udah bikin tulisan apa? Ada cerita baru? masih meneruskan kisah tentang sepak bola kemarin? Ayo, anak-anak, terus belajar, baca dan baca, tulis dan tulis, sayang sekali kalo kita sia-siakan waktu yang Tuhan udah berikan untuk kita. Waktu yang luar biasa untuk belajar. Belajar mendengar, belajar bercerita, belajar mengamati, belajar memberi.

Bapak sekarang ada di dalam Gereja GKI Pajajaran di Jalan Pajajaran Magelang. Bersama guru-guru dari TK, SD, SMP, dan SMA Kristen Indonesia Magelang, bapak sedang sharing tentang bagaimana bertumbuh dalam pelayananan pendidikan. Taku akan Tuhan itu adalah permulaan hikmat dan pengetahuan, Sayang. Jadi membangun pendidikan adalah bagian terpenting dalam seluruh aktivitas kerja manusia. Dengan belajar untuk mau dididik dan mau mendidik, kita akan menjadi seorang hamba Tuhan yang dipakai seturut dengan talenta yang sudah kita terima.

Oke, gitu dulu ya, bapak masih akan terus melanjutkan sesi ke-dua. Nanti kita lanjut lagi ya.
Peluk cium bapak dari Magelang untuk Raras dan Gagas tersayang. Oh iya... jangan peluk Ibu untuk bapak ya...... dan cium Ibu untuk bapak juga ya....... Mmmuaaah.....!

Salam hangat dari sekolah yang sedang memulai berkembang, sekolah yang sedang membangun sebuah paradigma baru untuk pendidikan yang berkualitas. Dadaaagh!

Kamis, 04 Februari 2010

Ayo Mencintai Batik, Sayang





















Mari mencintai batik, warisan budaya bangsa yang adiluhung, dengan rutin membelinya, sebagai bagian dari yang kita kenakan dan pakai. Eksklusif sifatnya, corak yang tak selalu sama dengan lembar lainnya. Tidak benar-benar persis satu sama lainnya. lembar penuh hias, penuh warna, penuh cerita. Macam-macam kembang pun jadi pola yang dijadikan model. Jenis burung pun acap kali berpose menarik di helai eksklusif itu. Kedatangan bangsan China ke wilayah Cirebon pun jadi latar menarik di helai batik Cirebon. Perilaku halus model parang klitik pun melingkari tubuh gemulai para putri kraton dengan batik motif parang klitik. Rebung, masakan tradisional suk-suku di Indonesia pun dapat ditemukan sebagai salah satu motif di batik Jambi. Flora dan fauna memang objek manarik sebagai desain batik seperti yang dilakukan oleh para istri dari nelayan Indramayu tatkala menggoreskan canting, alat untuk membatik.







Tiada hari tanpa latihan. Ayo terus berlatih!







Raras-Gagas, kalian lihat gambar-gambar ini? Ms Tien, Ms Marga, dan Ms Santi tampak sedang asyik mengajari anak-anak dan remaja peserta Bright English. Anak-anak itu sedang konsentrasi mendengar petunjuk gurunya bagaimana berlatih berbahasa Inggris dengan baik dan benar. Bagaimana latihan kalian? Ayok kita terus berlatih. Belajar itu menyenangkan jika kalian memang sangat membutuhkan dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selamat belajar dengan rajin ya, Sayang. Tanamkan slogan, tiada hari tanpa belajar. Maka suatu saat kalian akan memetik hasilnya.
Tuhan menyayangi kalian,
Bapak ibu juga sayang kalian,
Sun sayang........
bapak-ibu

Selasa, 26 Januari 2010

Mau baca koran pagi-pagi? Lalu bapak baca apa hayo?


Permintaa maaf bapak kepada Gagas:


Maaf ya bapak tadi bilang: Anak kecil, baca koran nanti sore - sepulang bapak aja, ya.....! Berarti hanya anak gede dong yang boleh baca koran pagi-pagi...?

He he maaf, ya sayang, kalo koran pagi udah kamu beli di depan rumah, itu artinya bapak tidak perlu beli lagi, dan itu berarti bapak tidak punya aktivitas baca koran sebelum pintu kantor buka dong...... Iya, deh, lain kali bapak bawa bacaan lain aja, untuk menghabiskan waktu sebelum ngantor. Emang, begitu pengenkah kamu baca koran pagi-pagi....? Pasti baca rubrik olah raga ya? Kata ibu kamu juga baca rubrik nonolahraga, bagus tuh, sampek TTS yang biasanya bagian ibu, kamu yang ngisi sekarang, hehehe...... Oke deh, lain kali, boleh deh, kamu beli koran di depan rumah, supaya pagi-pagi benar kamu udah bisa baca. Karena bapak gak mungkin baca koran pagi-pagi menjelang berangkat, ya bapak tak cari ide lain deh..... sekarang sih belum nemu, buku apa yang enak dibaca pagi-pagi....

Yach... sekarang bapak punya saingan baca koran deh di rumah. Kalo sekadar untuk refreshing dan update info gak pa pa lah...... Asal bukan satu-satunya bacaan. Kalo kamu baca koran **** *** terbitan Surabaya itu..... kamu baru akan menyadari kalo bahasanya terlalu progresif, penyulut perang, penghilang damai sejahtera, kurang netral, dan selalu sering berpihak. Coba sekali waktu kamu baca koran ****** terbitan Jakarta itu....... nah kamu bakal tahu kalo ada koran yang bisa menyampaikan isi berita dengan bahasa yang lebih lembut, tidak memihak, tidak memicu amarah, dan justru mengobarkan spirit damai.

Wah, sambil berjalan waktu aja ya, Gagas dan Raras, kalian akan tahu sendiri, sekarang cukup info dari bapak aja, lain waktu kalian yang ambil kesimpulan sendiri. Makanya bapak tetap membaca koran 2 penerbitan yang berbeda itu, biar bisa menarik kesimpulan, bahwa ada isi fakta yang sebenarnya yang tidak mampu diangkat oleh wartawan karena sudah diimbuhi bumbu macam-macam.

Koran **** *** hanya bertahan 1 hari. Kalo dibaca besoknya udah kadaluawarsa. Tapi lain dengan ******, karena koran itu masih bisa dibaca seminggu kemudian. Jenis tulisan non berita, yakni artikel dan opini yang lebih banyak, itu membuat koran ini jauh lebih baik dari koran-koran lain.

Yach..... ini hanya sekadar apresiasi sih, tidak bermaksud menghakimi. Ini adalah opini pembaca, yang tentu bisa dan berhak memberi apresiasi terhadap isi bacaan yang dibacannya.

Oke...... met belajar hari ini! Terus bersemangan belajar, makin baca membaca, kalian baru tahu kan, kalo kita ini punya banyak kekurangan. Dan spirit mencari tahu adalah permulaan penguasaan imu-ilmu yang lain. Salam sayang selalu,

bapak

Senin, 04 Januari 2010

Raras pianika, Gagas catur!






Selamat datang tahun 2010.

Raras - Gagas, kalian senang kan menikmati suasana datangnya tahun 2010? Senang juga udah keliling desa-desa di Tunjungrejo, Yosowilangun, Lumajang bersama dengan Uti Malang, lalu bercengkrama bersama dengan Uti dan Kung Papar? Syukur jika kalian bisa menikmati penutupan tahun 2009 dan langsung menikmati suasana sukacita datangnya tahun 2010.

Bapak-ibu senang dengan perkembangan kalian. Meski masih harus tetap semangat untuk belajar dan belajar. Harus lebih bersemangat dalam mengembangan semangat mempelajari pengetahuan dan keterampilan. Harus lebih semangat dalam memperbaiki sikap.

Yang bapak-ibu syukuri kalian di tahun 2009 udah bisa menemukan salah satu talenta dan mengembangkannya. Itu penting. Giatlah terus belajar. Jangan menyerah dengan kesukaran.

Raras, selamat belajar bermain pianika! Bapak ibu bersyukur sekarang persekutuan doa kita udah ada yang mengiringi, yakni Raras dengan permainan pianikanya.... Hore.....horeeeee.....!!!

Dan bapak senang sekarang Gagas juga punya tambahan hoby baru dan bapak dengan senang hati akan melayanimu menjadi partner..... bermain..... catur.....!!!! He he he........ giat terus bermain catur, sayang. Itu melatih keterampilan konsentrasi, mengatur strategi, membina kesabaran, keuletan, juga pantang menyerah! Terus bermain catur ya sayang...... pelajari teknik-teknik dan strategi baru dari sofware catur-mu di komputer.

Talentamu baru ketemu jika kamu giat melakukannya kan? Padahal Tuhan tuh baik dengan kita memberi banyak talenta, hanya kita aja yang sering bandel dengan mengabaikannya, sehingga ada banyak kecakapan yang Tuhan beri tidak bisa berkembang dengan baik. Jadi supaya keterampilanmu makin berkembang dalam segala hal, jangan ragu untuk berlatih..... berlatih apa pun yang kamu suka.... dan rajin-rajinlah sehingga akan ketemu lagi talenta dalam dirimu.... dan kelak pakai itu sebagai sarana untuk melayani Tuhan..... GBU seperti selalu!

salam sayang,

bapak dan ibu