Kamis, 24 Juli 2008

Pilkada Jatim



Seusai mengumpulkan seluruh berkas administrasi Pilkada di kantor balai desa Pepe jam 3 sore kemarin, bapak pikir tuntas juga sudah kesibukan bapak jadi panitia KPPS di desa Pepe. Wah.... ternyata tidak cukup satu putaran untuk menghasilkan Sang Gubernur Jatim yang legitimited - memperoleh lebih dari 30%. Jadi bapak harus sibuk lagi menyongsong putaran ke-2 nanti.

Dari 584 pemilih hanya 276 orang yang memanfaatkan haknya untuk memberikan suara di bilik suara PTS 6 desa Pepe Kecamatan Sedati. Memang adalah hanya menjadi hak dan tidak menjadi kewajiban, maka pesta demokrasi ini tidak bisa dinikmati oleh seluruh rakyat. Hanya sebagian rakyat saja yang mau bersosialisasi, mau merendahkan hati, mau gotong royong, dan mau secara berani mengemban amanat demokrasi ini. Yang lain menyarakan hati dengan tidak bersuara, dan entah ........ siapa yang bisa mendengarnya??? Semoga di antara mereka yang tidak menggunakan suara itu kemudian tidak mulai berkoar," Aku kan tidak memilihnya!", ketika sang pemimpin tidak cukup puas melegakan rakyat Jatim dan memenuhi aspirasinya. Ya, semoga mereka segera menyadari bahwa inilah pesta rakyat yang sebenarnya! Ikut serta bertanggung jawab terhadap proses terpilihnya sang pemimpin, tidak acuh bahkan apatis terhadapnya!
Belajarlah dari peristiwa ini anakku! Dengan mengikuti ini kalian juga turut melayani kehendak Tuhan atas bangsa ini!!

Selasa, 22 Juli 2008

Reuni Imakris





Bersama Tante Lisa Narwastu dan Om Ronny (suami Tante Lisa), Tante Denok dan Mas Lintang (anak Tante Denok), Tante Ennis, dan Om Widi, hari Sabtu, 19 Juli bapak dan ibu pergi ke Malang, mengunjungi acara Reuni Imakris, Ikatan Mahasiswa Kristen Universitas Negeri Malang (dahulu IKIP Malang).

Hemmmm......., kangen sekali bapak ibu bertemu dengan teman-temang yang pernah melayani bareng di kampus tercinta ini. Bapak ingat dulu di ruang sekretariat ini, bapak ibu ketemu pertama kali, bareng berkegiatan, dan belajar melayani orang lain melalui pelbagai aktivitas yang rasanya masih kemarin bapak ibu melakukannya.

Kalian tahu, anak-anakku, bapak ibu tidak berpacaran semasih kami bareng melayani, justru ketika bapak dan ibu menuntaskan masa pelayanan, kami bersama mulai sering bareng, barangkali kangen karena sering tidak ketemu lagi, lalu kami pun sering berkomunikasi, belajar berinteraksi dengan suasana yang berbeda. Kalau dulu bapak sebagai Ketua IMAKRIS sering kali minta bantuan ibu sebagai sekretaris bapak, atau masa sesudahnya; bapak sebagai mantan pengurus membantu pekerjaan ibu sebagai Ketua IMAKRIS.......pertemuan-pertemuan kecil inilah yang sering mempertemukan kami.

Tentu saja prakarsa dimulai dari Bapak untuk mendekati ibu, dan ibupun akhirnya seperasaan dengan bapak. Ingin berjalan bareng. Makan bareng, Ke gereja bareng. Dan kami pun pacaran. Wah......bapak senang sekali punya pacar seperti ibumu! Dia adalah gadis yang sangat rapi, telaten, sabar, dan pintar. Bagi bapak, ibu adalah teman, sahabat, rekan kerja, dan kekasih yang sangat mengagumkan. Yach....... ketika bapak sibuk dengan aktivitas bapak yang sangat padat, ibumu tak pernah mengeluh. Ketika sabtu bapak tidak mengapeli pun, ibumu tidak pernah protes. Tapi justru hari-hari lain sering menjadi kesempatan ngobrol pengganti malam minggu kami yang hilang.

Dan inilah..... ruang yang sering kami pakai sebagai tempat bersekutu bersama mahasiswa lain. Di sini bapak ibu aktif namun belum berkesempatan pacaran. Dan setelah 'lulus' dari ruangan inilah kami justru sering kangen.

Hari Sabtu, 19 Juli kemarin adalah kesempatan bagi bapak ibu untuk kembali membangun jejaring dan interaksi yang sempat terputus dengan teman-teman bapak ibu. Mengapa kami harus ketemu dan berinteraksi lagi, anakku? Karena pelayanan kepada Tuhan itu tidak berhenti di gereja, rumah, kampung, tempat kerja, tapi juga dalam pergaulan dengan teman-teman semasa kuliah dulu. Dengan berinteraksi secara rutin, kami akan bisa memantapkan langkah untuk memberikan pelayanan dalam model dan bentuk lain, anakku. Profesi guru atau pendidik itu adalah profesi yang sangat diperlukan oleh masyarakat untuk membangun karakter anak-anak menjadi serupa Kristus, anakku. Dan ketika Kristus mengutus bapak ibu beserta teman-teman untuk berkarya, maka langkah kaki tidak boleh mandeg untuk memberi sesuatu yang membangun bagi perkembangan pendidik Kristen, anakku. Memang sekarang belum kelihatan bentuknya, tapi bapak beriman bahwa ada sesuati yang bisa kami bikin di masa penuh problematika ini.

Raras dan Gagas, belajarlah berinteraksi dengan siapa pun, belajarlah bahwa komunikasi itu perlu dipelajari dan mampu memberi keubahan yang berarti bagi mereka yang membutuhkan.

Bapak ibu sayang kalian!!

Senin, 14 Juli 2008

Berinteraksi dengan laut







Syukur, ada kesempatan bersama teman-teman kantor Bapak, kita bisa rekreasi bareng ke pantai Kenjeran. Bapak senang sekali melihat Raras dan Gagas yang berani beradaptasi naik perahu. Meski diombang-ambingkan ombak kecil, kalian tetap tampak semangat melihat suasana laut yang tidak setiap hari bisa kalian nikmati. Wah………… jadi tambah seneng sekali, tatkala Raras Gagas mau turun di pulau di tengah laut yang masih pasang. Jadi tak tampak pulaunya. Dan kalian berani sekali turun, menginjakkan kaki di hamparan tanah yang kurang lebih 50cm di bawah permukaan laut. Air laut yang di atas pinggang Raras dan se-dada Gagas, akhirnya kalian akrabi.... dan tampak enjoy sekali!! Hehehehe........... akhirnya...... malah keasyikan kalian bermain-main di laut Kenjeran.

Bapak juga senang, kalian bisa mengenal wihara dari dekat bahkan dari dalamnya! Berpose di bawah patung Budha, di bawah dewi Kwan Im, dibawah patung gajah, di bawah patung naga-naga raksasa........ dan duduk-duduk di sekitar wihara, tempat kaum Budha beribadah.

Malam kemarin adalah saat tepat bagi Bapak untuk bercerita tentang, Yesus yang meredakan angin ribut dan gelombang besar yang hampir menenggelamkan perahu yang dinaiki Yesus dengan murid-murid-Nya. Murid-murid Yesus ketakutan dan kuatir akan kondisi perahu, sehingga mereka membangunkan Yesus, minta tolong. Itu adalah tanda bahwa kita juga kadang seperti mereka, anakku! Kadang kita tampak kuatir ketika mulai ada masalah-masalah yang menghampiri kita. Kita kurang berserah dan percaya sepenuhnya kepada Dia – Sang empunya kehidupan. Maka, anak-anakku, percayalah bahwa hidup kita ini akan ditopang sepenuhnya oleh Tuhan, apabila kita percaya dan hidup sesuai Firman-Nya.

Hari ini kalian mulai masuk di hari pertama tahun pelajaran baru 2008-2009. Gagas duduk di kelas 2 dan Raras duduk di kelas 6. Belajarlah yang rajin, anakku. Setialah pada janji Tuhan, bahwa ia akan memberkati dan menolong kita dalam melakukan segenap perkara hidup kita kalau kita hidup dalam nama-Nya.

Rabu, 09 Juli 2008

siapa mirip siapa?






Bapak dan ibu, Raras dan Gagas, kita adalah milik Yesus. Sungguh indah karena kalian tahu, kita adalah milik-Nya. Hidup dari-Nya, dan hidup bagi-Nya! Tak ada yang kekal dalam hidup kita, kecuali Yesus yang menghidupi kita untuk hidup bersama-Nya! Nikmati ini, anak-anakku!!

Selasa, 08 Juli 2008

Jangan pernah berhenti berdoa


Raras dan Gagas,

Sekalipun dalam beberapa waktu ini, kita terpisah karena kalian berlibur di Papar dan bapak ibu harus bekerja di Surabaya, jangan lupakan mezbah doa kita. Kalian bisa melakukannya dengan Kung dan Uti.

Ibu jadi ingat, Gagas lebih dulu memiliki keberanian untuk berdoa dengan kata-kata sendiri sedangkan Raras masih harus membaca buku doa. Tapi sungguh....luar biasa karena pada akhirnyaRaraspun memiliki keberanian untuk berdoa, terima kasih anak-anakku karena kalian mau belajar...

Belajarlah terus....dari kehidupan doa.
Bapak Ibu dikuatkan, dihiburkan dan diberkati dalam setiap hal, setiap perkara karena doa karena itu jangan pernah berhenti berdoa.

Tuntas sudah pelayanan di HUT GKI Resud


Akhirnya.................kelar juga penggarapan penyutradaraan bapak di GKI Resud. Bapak merasa belum memberikan idealisme total dalam penggarapan ini. Tapi, anakku, bapak telah berhasil menanamkan kepada diri bapak sendiri tentang sebuah kesabaran, mengalah, dan menerima ide orang lain meski itu tidak sesuai dengan idedalisme bapak.


Kalian catat, anakku. Jika suatu saat kalian bekerja, sekali waktu kita harus tanpa kompromi untuk sebuah kesalahan, ketidakdisiplinan, dan kekeliruan secara profesional sesuai profesimu. Tapi di dalam Tuhan kita tetap harus menaruh kepentingan umum adalah lebih baik dari sekadar kemauan dan ide kita yang kita anggap baik.


Di penggarapan HUT GKI Resud ini, anakku, bapak tidak bisa memaksakan kehendak bapak untuk mutlak direalisasikan. Bapak telah memberi kesempatan kpd orang lain yang ingin aktualisasi diri untuk mewujudkan idenya......... Ya..... secara konseptual berteater, emang bapak tidak puas, tapi secara batiniah bapak telah lega karena bapak bisa mengalah untuk sebuah kemenangan.


Belajarlah terus untuk menajamkan kompetensi dirimu dalam minat dan bakatmua, anakku, karena dengan cara seperti itu, kamu bisa mencapai pelayanan yang berbuah lebat. Bukan sekadar berbuah, tapi berbuah lebat!!

Asa



Hallo...
Ibu menulis ini dari sekolah. Pengalaman baru buat ibu kali pertama menulis blog.

Kemarin bapak sudah menyelesaikan tugas pelayanan perayaan Ultah GKI Ressud ke-50. Bersyukur...karena campur tangan Tuhan semuanya boleh berjalan dengan lancar dan smoga boleh menjadi berkat bagi banyak orang.

Besyukur pula karena bapak ibu boleh menerima berkat juga, sungguh luar biasa pekerjaan tangan Tuhan.
Ah....ibu kangen dengan kalian...
Kalian adalah berkat luar biasa dalam kehidupan ibu, smoga nantinya kalian juga dapat melayani Tuhan, menjadi abdi-abdi Tuhan lebih dari apa yang sudah bapak ibu lakukan. Smoga....

Kalian harus bersyukur bisa terus maen berdua


Bapak ibu bersyukur memiliki kalian berdua. Kami juga bersyukur kalian bisa trus bermain berdua. Saudara itu sangat membantu kita bertumbuh, peliharalah dan tumbuhkanlah kesehatian menjadi makin bermakna bagi Kristus.

Bersyukurlah selalu bisa berdua. Bersama. Itu penting! Jagalah!

Kangen Raras....kangen Gagas...!!!!


Hanya bisa memandangi foto kalian dan sesekali dengar suara kalian per telepon. Syukur kita masih bisa saling mendengar meski tak memandang. Bapak kangen, Le..... Kangen, Nduk!

Ayo.... pulang............ maen lagi sembunyi-sembunyian, maen scrable bersama, bikin hiasan untuk 17 agustusan, de-el-el......


Ayo.....!!

Sabtu, 05 Juli 2008

Bapak Ibu berdua saja di Puri Permata



Sudah seminggu ini suara Raras dan Gagas tidak mewarnai canda tawa di puri permata. Mereka lagi asyik berlibur dan bermain di rumah Kung dan Uti di Papar Kediri. Begitu sepinya tanpa mereka. Tak ada lagi teriakan-teriakan Gagas dan ngalemnya Raras. Ah, ndak papa..... biarlah mereka belajar tentang pengalaman hidup yang berbeda bersama Kung Uti dan Mbah Yanti-nya di desa.

Selamat bermain, anak-anakku!
Bapak dan Ibu sedangmenikmati pelayanan di GKI Resud.