Rabu, 10 Juni 2009

Awan Tipis Menggelayut Ramah


Jika langit berawan tipis, demikianlah langit di sebelah timur rumah kita. Matahari dengan menawan menjadi buah bibir dalam gelap yang tinggal sedikit tersisa. Setiap kali bapak ibu berangkat menuju kantor, sementara awan tipis menggelayut ramah, maka matahari mengantar kami menuju tempat berpeluh gembira. Sukacita mengantar kami, menerbitkan ucapan syukur yang menggelora, meriak di dada, merasakan tangan Tuhan menyapa. Sampai Pepe. Sampai sekarang Ia menjamah. Terpujilah Allah, khalik segala langit, sumber nyanyian melipur lara, menegur polah, menguatkan langkah! Mari bekerja, bukan untuk hari ini, dan bukan untuk manusia, tapi demi Nama-Nya yang kudus Penopang kita.
Foto ini diambil bapak, di belakang rumah, di atas sadel vario, dalam perjalanan ke kantor, seperti hari-hari sebelumnya.

Maka orang akan takut kepada nama TUHAN di tempat matahari terbenam dan kepada kemuliaan-Nya di tempat matahari terbit, sebab Ia akan datang seperti arus dari tempat yang sempit, yang didorong oleh nafas TUHAN. (Yesaya 59:19)

0 komentar: