Jumat, 07 Agustus 2009

WS Rendra, Salah Satu Penyair dan Dramawan Idola Bapak, Telah Meninggal, Anak-anakku


Banyak nama yang bapak tahu tentangnya. Dulu dia tulis namanya Willibrodus Surendra Rendra Broto. Dalam pergulatan hidup di kemudian hari, ia pun menuliskan namanya Wahyu Sulaiman Rendra. Penyair FLAMBOYAN yang pada usia 20-an tahun telah menelorkan karya sastra PUISI berjenis balada yang sarat protes sesial politik dan langsung menggebrak dunia perpuisian Indonesia itu memang sejak dari remaja telah mampu membuat orang terperangah.

Kepeduliaannya terhadap rakyat miskin, mengalirkan kekritisan dan keberanian untuk melawan penguasa yang dia anggap tirani yang membelenggu kemerdekaan rakyat jelata. Ratusan puisi, sedikit cerita pendek, dan banyak naskah drama pun mengalir dari tangan dingin SI BURUNG MERAK ini. Karya puisinya termasuk salah satu dari sedikit puisi karya sastrawan Indonesia yang sering dipentas teaterikalisasikan, mulai dari teater bangku SMA hingga Perguruan tinggi, dari panggung RT hingga Pentas Budaya nasional, dari pelosok desa hingga membucah di arena Internasional.

Anak-anakku, sayang sekali kalian di kelas, melalui pelajaran bahasa Indonesia, sekarang tak begitu mengenal sosoknya yang sering kontroversial itu. Tahukah kalian, bahwa bapak sejak SMA kelas 1 telah membaca hampir semua karya puisinya, dan kemudian mementaskannya baik itu dengan kelompok teater bapak, Teater Idiot di Malang, tahun 1985 - 1990, Teater Rabuni Malang tahun 1988 - 1993, dan kini bapak menemani teman-teman dari Teater Imaji Surabaya 2007 - sekarang, dan monolog atau memonoplay-kannya. Karya-karya dramanya sering menjadi naskah pilihan bagi pegiat teater di Indonesia.

Namun yang lebih mempengaruhi bapak untuk berkesenian, sampai sekarang adalah etos kerja berkeseniannya. Prinsip-prinsip seni peran PEOLPOR PUISI ANGKATAN 66 ini, telah menjadi rujukan bagi bapak tatkala belajar teater di bangku nonformal hingga formal, dari tahun 1985 hingga sekarang. Daripada teori akting Stanislavsky atau Bonylavsky, bapak lebih menyukai teori-teori dan pengalaman praktis dari lulusan akademi drama di Amerika dan pendiri Bengkel Teater di Cipayung itu.

Yang begitu luar biasa, tatkala bapak ketahui Rendra meninggal tadi malam itu, adalah bersamaan malam itu bapak dengan serombongan teman-teman kaum muda GKI yang tergabung dalam GOD'S (GKI ON DE"STAGE) sedang masuk dalam tahap latihan READING naskah NYANYIAN ANGSA karya WS RENDRA............. Selalu ada spirit yang terbangun antara pemain dan atau sutradara degan penulis naskah, anak-anakku. Dan NYANYIAN ANGSA ini yang merupakan karya RENDRA yang sangat berani mengkritisi gereja dan sikap para dokter dan kecaman terhadap pemerintah dan masyarakat yang lebih 'mengkasari' para PSK dari pada para koruptor itu, tadi malam sedang bapak latihkan untuk kali pertama di kelompok pegiat teater, kaum muda GKI ini, anak-anakku.

Semoga, duka sebentar, karena kehilangan MAESTRO SASTRA DAN TEATER yang juga BUDAYAWAN BESAR ini bisa menginspirasi bapak dan teman-teman GOD"S untuk lebih serius, sungguh-sungguh, dan total dalam menggarapnya, hingga menjadi tontonan yang layak disajikan pada bulan November 2009 kelak.

Raras dan Gagas, belajarlah dari tokoh WS RENDRA, dan juga tokoh besar lain, kalian akan melihat semangat berkarya yang luar biasa, dan itu butuh perjuangan keras. Seperti naskah film pendek yang kalian mainkan untuk 17 Agustus 2009 nanti, perjuangan tidak selalu secara fisik, tapi juga mental. Jika dulu orang berperang mengusir penjajah dari negri kita, maka sekarang kalain mengusir kemalasan, keengganan, ketakutan untuk berubah, menjadi spirit untuk maju, spirit untuk memacu prestasi dengan belajar keras. Belajar apa pun di sekolah dan di mana pun kalian berada.

Seperti peran yang telah kalian mainkan dalam film itu, seorang pejuang yang berani maju, melawan penjajah, maka beranilah sekarang melawan kebodohan!

Mari terus belajar bersama, anak-anak! Hormat dan apreasiasi luar biasa dari kita untuk WS RENDRA, salah satu BAPAK TEATER MODERN Indonesia, dan salut dari bapak untuk kalian yang telah menyelesaikan film kedua kalian di tahun ini. Sukses terus! Stop kemalasan!