Kamis, 03 Desember 2009

Puisi Gagas yang membuat bapak-ibunya geli dan terheran-heran




Ini adalah 2 puisi Gagas yang kami temukan di bawah kursi beberapa hari lalu. Kuambil dan kutulis puisi ini tanpa sepengetahuannya. Coba aja kalo tahu, gak bakal dia memperbolehkannya. Kami baca buku-buku yang penuh dengan hasil coret-mencoretnya, kalo dia memergoki langsung aja teriakannya menggema dan buku tersebut disambernya. Sehingga bapak ibunya harus sembunyi-sembunyi untuk membacanya. Dua puisi ini kupindahkan ke web blog supaya Gagas kelak membaca sendiri puisi ciptaannya yang sempat tercecer dan kami simpan. Kelak ia tahu bahwa bapak ibunya menyimpan tulisan-tulisan kreatifnya. Tanpa ia sadari. Begitu banyak tulisan-tulisannya, menghabiskan belasan buku di tahun 2009 ini.

Ayo Gagas menulis terus seperti ungkapan kejujuran dan pertanyaan ajaib yang tersirat dalam puisi ini:




SABAR


Sabar membuat kita menjadi rukun

Sabar membuat kita menjadi disenangi orang

Setiap hari aku melakukan hal dengan sabar

Setiap orang pasti bernah bersabar di segala hal


Sabar tidak memaksakan kehendak

Sabar suatu hati nurani

Setiap hari-hari yang dijalani pasti ada kesabaran

Sabar membimbing kita tidak membalas jahat dengan kejahatan


(Gagas, Oktober 2009)




PEMANDANGAN


bukit-bukit berjejer rapi bagai elang terbang

pohon juga berjejer rapi bagai kura-kura berjalan

semak duri juga ada melambangkan sakitnya Yesus

bahkan danau juga ada bagai sebuah sawah besar


indah sekali pemandangan ini

seperti sebuah lukisan yang tergambar di kanvas

siapa yang membuat ini

siapa yang menciptakan ini


(Gagas, Oktober 2009)


Bapak sangat senang membaca tulisanmu ini, Gas. Bapak harap kamu makin hari makin mencintai aktivitas menulis. Kembangkan terus, Sayang.

Senin, 16 November 2009

Sudah baca buku apa minggu ini?


Foto ini adalah pentas teater murid SMA Charis (Charis National Academy). Menggambarkan seorang murid yang sedang membaca buku di sebuah kelas, sementara Guru-nya sedang asyik menghapus papan tulis.

Gambar itu hanya sekadar mengingatkan kalian. Buku-buku apa yang sedang kalian baca sekarang? Masihkah kalian senang membaca? Jadikah beban jika bapak senantiasa sempatkan beli 2-3 buku tiap bulan dan harus kalian baca? Semoga tidak ya. Bapak ingin, kebiasaan kalian membaca bukan karena paksaan atau keharusan menghabiskan buku bacaan yang udah dibelikan bapak. Tapi akan sangat baik jika kalian membaca, karena emang kalian ingin tahu apa yang dipesankan oleh sang penulis? Met membaca Raras dan Gagas. Bapak senang buku coret-coretan kalian makin hari makin banyak, makin numpuk, dan sering bikin bapak ibu geli dan terkaget-kaget membacanya. GBU, Sayang.

Kamis, 01 Oktober 2009

Tangan Iseng Pembakar Sampah Hampir Menghanguskan Rumah Raras dan Gagas



Tiga mobil PMK (pemadam kebakaran) masuk ke lokasi perumahan Puri Permata Regency (PPR) pada Rabu 30 September 2009. Mobil ini bukan sedang nunut parkir atau menjemput petugas PMK, tapi kesigapan mereka datang hanya untuk memadamkan api yang hampir 5 jam, dari jam 11 siang hingga jam 4 sore, meratakan bukit sampah, menerjang rerimbunan rumput alang-alang setinggi 3 meter di areal rawa timur PPR, persis di sebalah belakang rumah Raras dan Gagas.

Kehebohan yang semula muncul dari Bu Dwi, PPR A 21, karena lidah api telah menjalar masuk rumah melalui lubang ventilasi, mengalir dan memecah suasana, melibatkan hampir seluruh warga yang sedang tidak 'ngantor' hari itu. Tiga mobil PMK pun berdatangaan dengan suara sirine yang makin menghebohkan kawasan Desa Pepe, Kecamatan Sedati.

Bermula dari Mr. X, orang iseng yang membakar kapas sisa di bukit sampah, yang adalah bukan tempat pembuangan sampah resmi, akhirnya lidah api di terik panas siang itu merembet membakar ilalang setinggi 3 meter yang sebagian besar mengering, kena imbas climate change - saat panas makin panas dan makin lama, dan rerumputan di mana-mana mengering. Makin lama kebakaran di lokasi kecil itu pun merembet, menyeruak ilalang, memerahkan hamparan ilalang si kawasan rawa kering, seluas hampir 1 ha itu.

"Saya sampe histeris.... apinya gede dan tinggi banget pas di belakang rumah saya, " demikian ungkap Ivana Kartikasari , nyonya rumah di A21 yang kerap dipanggil Bu Dwi ini. Histerianya bisa dimaklumi, sang suami, Dwi Prasetyo, sang Perwira AL yang sedang studi itu hanya tinggal berdua dengan anak semata wayangnya, Sya. Ia pun berlarian ke sana kemari meminta bantuan para tetangga. Dan banyak selang mulai ditancapkan ke kran paling dekat dari lokasi, di rumahnya, rumah penulis yang kebetulan juga hampir menjadi korban si jago merah, rumah Pak Cholil, dan tetangga dekat. Bekerja sama dengan para ibu lain yang kebetulan di rumah, dan para suami sedang tidak bekerja, dibantu para tukang yang sedang nggarap rumah Pak Sigit, hingga Pak Komarudin, sang Satpam PPR.

Sekitar jam 4 api bisa dipadamkan. Namun sungguh tidak terduga jam 11 tengan malam, ketika para bapak sedang bekerja bakti memasang pagar pembatas dan papan-papan peringatan untuk membuang sampah sembarangan, ditemukan titik api yang masih membakar ilalang dan sempat menyibukkan para bapak untuk mematikannya. Sungguh tidak diduga, meski telah lewat dari 7 jam setelah kembalinya 3 mobil PMK, masih ada bara yang menyala. Bisa dibayangkan seandainya malam itu tidak ada kerja bakti???

Konon peristiwa ini sebenarnya sudah bisa diduga. Pembakaran oleh orang tak dikenal sering kali menghebohkan PPR, hingga asap memenuhi ruang-ruang dan bilik rumah paling dalam. Bukit sampah makin hari makin menggunung. Ketua-ketua RT di kampung sebelah RT 26 (RT PPR) telah dihubungi supaya memperingatkan warganya agar tidak membuang sampah di lokasi lahan tidur. Karena selain kotor, juga tidak sedap dipandang. Bu Kades Pepe pun pernah dilapori perangkat RT PPR, bahkan Camat Sedati pun telah menerima laporan dari warga PPR. Begitulah, laporan tinggan laporan. Janji diumbar dan sampah tetap menggunung. Warga PPR yang sering berpatroli pun dengan tegas sering memperingatkan para pembuang sampah sembarangan ini. Dan peringatan pun mengalir bagai asap yang sebentar mengepul deras dan kemudian lenyap. "Minggu lalu saya sempat mengusir 2 orang yang membuang sampah di situ. Saya suruh ambil dan membawa kembali sekarung sampah itu," tutur Pak Sigit, penghuni rumah A18.

Peristiwa kebakaran pada hari tepat di peringatan G 30 s PKI itu pun menjadi moment berharga bagi warga PPR untuk kembali berjuang mengkomunikasi pikiran-pikiran baik tentang pentingnya kebersihan kepada warga sekitar. Mereka beranggapan, komunikasi paling lembut tetap harus dilakukan, meski sikap cuek dan sikap tidak responsif mereka temui dalam mensosialisasikan pentingnya membuang sampah di tempat yang seharusnya.

Syukur, kebakaran bisa diatasi. Masa panas menghujam bumi sidoarjo yang masih akan dirasakan hingga akhir November nanti tetap direspon dengan hati dingin oleh warga PPR. Senyum dan kesabaran masih menjadi senjata mutakhir untuk menyelesaikan masalah di zaman yang makin menghilangkan keharmonisan antartetangga di bumi Indonesia ini. Peace!
Raras dan Gagas, ingatlah peristiwa ini. Simpan menjadi pelajaran berharga. Jangan buang sampah sembarangan. Siaplah bekerja sama dengan setiap orang untuk hal yang baik, ketika kalian sedang ada dalam kondisi baik atau tidak baik. Saling bertolong-tolonganlah!


Rabu, 30 September 2009

Belajar dari peristiwa 44 tahun lalu, Anak-anakku


Hari ini, 44 tahun lalu, tepatnya 30 September 1965, terjadi peristiwa penting dalam sejarah perjalanan bangsa kita. Pengkhianatan, keberanian, intrik, dan kekejaman, berbaur jadi satu cerita yang tak mudah dilupakan oleh anak negeri ini. Bapak harap kalian juga membaca kisah-kisah ini, lepas dari adanya kontroversi dan sudut cerita yang berbeda, kalian akan menemukan bahwa hanya seorang anak bangsa yang mau dan setia belajar dari sejarah saja, yang bisa menghindar kejatuhan dalam lubang yang sama atau bahkan lubang yang berbeda.
Bacaan penting bagi seseorang yang ingin belajar tentang pelbagai karakter manusia adalah bacaan sejarah. Selamat belajar, Raras dan Gagas.

Jumat, 07 Agustus 2009

WS Rendra, Salah Satu Penyair dan Dramawan Idola Bapak, Telah Meninggal, Anak-anakku


Banyak nama yang bapak tahu tentangnya. Dulu dia tulis namanya Willibrodus Surendra Rendra Broto. Dalam pergulatan hidup di kemudian hari, ia pun menuliskan namanya Wahyu Sulaiman Rendra. Penyair FLAMBOYAN yang pada usia 20-an tahun telah menelorkan karya sastra PUISI berjenis balada yang sarat protes sesial politik dan langsung menggebrak dunia perpuisian Indonesia itu memang sejak dari remaja telah mampu membuat orang terperangah.

Kepeduliaannya terhadap rakyat miskin, mengalirkan kekritisan dan keberanian untuk melawan penguasa yang dia anggap tirani yang membelenggu kemerdekaan rakyat jelata. Ratusan puisi, sedikit cerita pendek, dan banyak naskah drama pun mengalir dari tangan dingin SI BURUNG MERAK ini. Karya puisinya termasuk salah satu dari sedikit puisi karya sastrawan Indonesia yang sering dipentas teaterikalisasikan, mulai dari teater bangku SMA hingga Perguruan tinggi, dari panggung RT hingga Pentas Budaya nasional, dari pelosok desa hingga membucah di arena Internasional.

Anak-anakku, sayang sekali kalian di kelas, melalui pelajaran bahasa Indonesia, sekarang tak begitu mengenal sosoknya yang sering kontroversial itu. Tahukah kalian, bahwa bapak sejak SMA kelas 1 telah membaca hampir semua karya puisinya, dan kemudian mementaskannya baik itu dengan kelompok teater bapak, Teater Idiot di Malang, tahun 1985 - 1990, Teater Rabuni Malang tahun 1988 - 1993, dan kini bapak menemani teman-teman dari Teater Imaji Surabaya 2007 - sekarang, dan monolog atau memonoplay-kannya. Karya-karya dramanya sering menjadi naskah pilihan bagi pegiat teater di Indonesia.

Namun yang lebih mempengaruhi bapak untuk berkesenian, sampai sekarang adalah etos kerja berkeseniannya. Prinsip-prinsip seni peran PEOLPOR PUISI ANGKATAN 66 ini, telah menjadi rujukan bagi bapak tatkala belajar teater di bangku nonformal hingga formal, dari tahun 1985 hingga sekarang. Daripada teori akting Stanislavsky atau Bonylavsky, bapak lebih menyukai teori-teori dan pengalaman praktis dari lulusan akademi drama di Amerika dan pendiri Bengkel Teater di Cipayung itu.

Yang begitu luar biasa, tatkala bapak ketahui Rendra meninggal tadi malam itu, adalah bersamaan malam itu bapak dengan serombongan teman-teman kaum muda GKI yang tergabung dalam GOD'S (GKI ON DE"STAGE) sedang masuk dalam tahap latihan READING naskah NYANYIAN ANGSA karya WS RENDRA............. Selalu ada spirit yang terbangun antara pemain dan atau sutradara degan penulis naskah, anak-anakku. Dan NYANYIAN ANGSA ini yang merupakan karya RENDRA yang sangat berani mengkritisi gereja dan sikap para dokter dan kecaman terhadap pemerintah dan masyarakat yang lebih 'mengkasari' para PSK dari pada para koruptor itu, tadi malam sedang bapak latihkan untuk kali pertama di kelompok pegiat teater, kaum muda GKI ini, anak-anakku.

Semoga, duka sebentar, karena kehilangan MAESTRO SASTRA DAN TEATER yang juga BUDAYAWAN BESAR ini bisa menginspirasi bapak dan teman-teman GOD"S untuk lebih serius, sungguh-sungguh, dan total dalam menggarapnya, hingga menjadi tontonan yang layak disajikan pada bulan November 2009 kelak.

Raras dan Gagas, belajarlah dari tokoh WS RENDRA, dan juga tokoh besar lain, kalian akan melihat semangat berkarya yang luar biasa, dan itu butuh perjuangan keras. Seperti naskah film pendek yang kalian mainkan untuk 17 Agustus 2009 nanti, perjuangan tidak selalu secara fisik, tapi juga mental. Jika dulu orang berperang mengusir penjajah dari negri kita, maka sekarang kalain mengusir kemalasan, keengganan, ketakutan untuk berubah, menjadi spirit untuk maju, spirit untuk memacu prestasi dengan belajar keras. Belajar apa pun di sekolah dan di mana pun kalian berada.

Seperti peran yang telah kalian mainkan dalam film itu, seorang pejuang yang berani maju, melawan penjajah, maka beranilah sekarang melawan kebodohan!

Mari terus belajar bersama, anak-anak! Hormat dan apreasiasi luar biasa dari kita untuk WS RENDRA, salah satu BAPAK TEATER MODERN Indonesia, dan salut dari bapak untuk kalian yang telah menyelesaikan film kedua kalian di tahun ini. Sukses terus! Stop kemalasan!

Kamis, 16 Juli 2009

Terima kasih, RARAS


Senin, 13 Juli 2009, adalah hari pertama Raras masuk sekolah di SMP Kr. Petra 5 Sby. Hari pertama juga bagi bapak, pas jam istirahat menjemput Raras, lalu memandunya untuk mengerti bagaimana menempuh perjalanan pulang dari kompleks sekolah di Jemursari dengan naik bemo Lyn H4 menuju Sedati dan oper becak dari Betro menuju rumah kita di Pepe. Siang itu adalah kali pertama Raras naik bemo. Sendiri. Tanpa Teman. Bayar ongkos bemo sendiri. Tanpa bapak dan ibu di sampingnya. Bapak hanya mengantarnya hingga naik bemo di depan POM Jemursari, setelah itu bapak harus kembali ke kantor dan Raras menyelesaikan perjalanan panjang pertamanya dalam seumur hidupnya.

Di rumah Mbak Yanti was was. Di kantor ACSI bapak dag dig dug. Di ruang guru SMA Kr Petra 2 ibu tak kalah cemas, apakah Raras sampai juga di rumah dalam kondisi sehat....?

Tepat pukul 13.30 bapak menelpon rumah, dan Raras sudah sampai di rumah dalam kondisi baik. Ibu menelpon rumah 5 menit sebelum bapak. Mbah Yanti lega. Bapak ibu plong!!!

Terima kasih, anakku. Terima kasih, kamu telah dapat menyelesaikan bagian sulit dalam masa sekolahmu. Di awal tahun pelajaran, yakni pulang tanpa diantar. Saat bapak ibu akan memesankan mobil antar jemput yang hanya bisa mengantarmu sampai Sedati, dan setelah itu kamu harus oper becak, Raras meminta naik bemo saja. Tidak perlu pakai mobil antarjemput. Itu sudah membuat bapak ibu, terkesima. Apakah kamu bisa? Apakah kamu berani? Apakah tidak lebih melelahkan?
Dan syukur ini adalah hari ketiga Raras bakal pulang sendiri. Tanpa dijemput. Bapak cukup mengajarimu satu hari untuk mengenal lingkungan dan kamu telah bisa melakukannya sendiri. Itu luar biasa, anakku. Luar biasa! bapak ibu senang sekali. Bapak ibu bangga padamu! Kamu telah dapat masuk dalam kisah hidup yang lebih mandiri. Ayo terus belajar, Sayang. Ayo terus semangat melakukan segala sesuatu. Tuhan akan menolongmu, Nak. Tuhan akan memperlengkapimu. Kau akan bisa mencapai yang terbaik dengan usaha kerasmu dan tentu saja karena anugerah-Nya.

Bapak ibu bangga padamu, Ras.

Selamat belajar di sekolah baru. Selamat menjalin interaksi yang saling membangun dengan orang lain. Yesus sangat mencintaimu!

Jumat, 26 Juni 2009

Mengapa kita harus datang REUNI di GSV, RasGas?


Raras dan Gagas, mengapa kita harus datang REUNI Alumni Mahasiswa Kristen UM?

Karena bapak dan ibu ingin mengucap syukur pernah dilatih, dibimbing, ditemani, dikuatkan, diinspirasi, dimotivasi, ditegur, dikuatkan, dan didoakan oleh kakak-kakat tingkat bapak dan ibu. Mereka bakal datang ke GSV, Nak. Kita harus ke sana.

Karena kita harus belajar sejarah hidup sebagai pengalaman yang bakal mampu memberi arti bagi hidup kita sekarang, anak-anakku.

Karena kita juga harus menerima panggilan sekali lagi untuk memberi arti bagi komunitas kita melalui kesediaan diberdayakan, disegarkan, dan ditajamkan sekali lagi visi pelayanan kita, melalui persekutuan di GSV ini, Raras dan Gagas.

Karena Gusti Yesus yang amat baik bagi kita, maka adalah hal baik jika kita saling menguatkan kembali untuk pergi ke 'ladang pelayanan yang sangat menjanjikan'.

Kamu akan tahu kelak, Anak-anakku. Belajarlah terus untuk menyimak, mendengar, dan mengerti.

Bapak dan ibu juga sedang melakukannya sekarang.

Nb. gambar di atas adalah cover karya Om Pandu. Kalian kelak bisa belajar banyak darinya.

Kamis, 25 Juni 2009

Gagas Naik Kelas...!!!!


Gagas naik kelas kelas 3! Begitu kabar gembira yang dibawa ibu untuk bapak siang ini. Lebih bergembira lagi Gagas berhasil meraih peringkat 3 nilai terbaik di kelasnya! Syukur, Puji Tuhan, Anak-anak. Bukan peringkat itu yang penting, tetapi ada kenaikan keberhasilan dari pencapaian tahun lalu atau minimal semester lalu menuju semester kedua di tahun pelajaran 2008-2009 ini. Dan ada penyertaan Tuhan di dalamnya. Itu anugerah, sayang. Syukurilah! Dan peliharalah itu! Di tahun ini ada upaya untuk maju dan progress itu Gagas raih dengan baik di akhir tahun pelajaran ini. Selamat, anakku. Tiada sesal untuk semua kerja kerasmu. Terus belajar dan semangat mencari tahu hal-hal indah mengenai kehidupan ini, Anakku. Ada banyak hal sulit dan itu menarik untuk dipelajari. Ada kesedihan dan kadang itu perlu kamu miliki. Ada kegembiraan, karena Tuhan ingin kamu juga bisa bersorak gembira. Sekarang waktu untuk istirahat sejenak, dari buku teks, tapi tetap tidak boleh meninggalkan buku-buku informasi lain. Terus belajar dengan gembira! Nikmatilah!


Rabu, 24 Juni 2009

Gagas dan Raras Ambil Semangat Garuda di Dadaku


Tepat 16.05 Raras dan Gagas sudah terpekur di kursi CITO theater studio 2. Menanti-nanti Garuda di Dadaku tayang di layar lebar di depannya. Di baris A mereka bisa mengamati begitu banyak anak lelaki perempuan sebaya mereka yang diantar ortu ingin menyaksikan film keluarga. Bener-bener jarang ada film yang layak ditonton seluruh anggota keluarga. Hari Rabu, 24 Juni, Raras dan Gagas bakal menikmatinya.

Dan hari itu, adalah hari ini, semangat seorang Bayu pun berharap diwarisinya. Semangat mengerja impian, mengayuh cita-cita. Tak ada hambatan kecil atau besar yang mampu menghalangi sebuah pencapaian impian, yang ada hanyalah impian itu terlalu kecil untuk dicapai oleh manusia yang telah menerima talenta dari Tuhan.

Selamat belajar meraih impian, Raras dan Gagas, anak-anakku.

Senin, 22 Juni 2009

Sharing tentang Models of Teaching di antara peserta CEC ACSI di Denpasar
































Ini laporan bapak yang tertinggal, anak-anak. Setelah bapak menuntaskan kewajiban mengajar di kelas CEC (Christian Educators Certification) ACSI Indonesia di GBI Rock di Lembah Pujian, Denpasar, Sabtu - Minggu, 19 - 20 Juni 2009, bapak menikmati pantai Kuta dan Sanur, mengujungi monumen perjuangan rakyat Bali di lapangan Puputan, merasakan enaknya nasi pedas di depan show room Joger, nasi ayam di dekat pasar Renon, dan merasakan kesendirian di guest house di Lembah Pujian. Hahahehehehe......

Ada banyak situasi berbeda yang dmewarnai kunjungan bapak di Pulau Dewata, sayang. Merasakan kebersamaan dan tertawa bersama di kelas yang bapak ajar, merasakan kekaguman dan keharuan yang sangat luar biasa saat melihat foto-foto kisah kepahlawanan rakyat Bali di monumen perjuangan rakyat Bali di lapangan Puputan, merasakan kedahsyatan alam meski bapak hanya memotret gebyar ombak yang memecah pantai Sanur, dan keheningan yang dalam saat bapak sendirian di rumah tamu di lembah pujian.

Segala puji, hormat, juga syujur hanya untuk Allah, bapak bisa menikmati pelbagai peristiwa dalam tiga hari ini. Anak-anakku, bapak, merasa harus terus belajar, belajar meningkatkan kompetensi bapak dalam bidang pendidikan, agar bapak bisa memberi solusi atas problematika pendidikan masa kini. Mari terus belajar, anak-anak. Kalian pun jangan berhenti belajar dalam bidang apa pun. Lakukan yang terbaik, asal itu untuk kemuliaan Tuhan. Yang baik bagi-Nya selalu membawa damai sejahtera.

Semangat, anak-anak!

Ibu Endah MRP, kekasih hati kami!



Ibu Endah, kekasih hati kami.....


terima kasih atas kerja keras Ibu menemani Mbak Raras hingga bisa lulus dengan nilai lebih dari cukup.


terima kasih, Ibu telah menyisihkan waktu di kala badan penat, pikiran lusuh karena padat tugas, untuk mendampingi Raras belajar


terima kasih, karena Ibu telah memberikan tenaga dan semangat untuk Raras dan Gagas dan juga untuk bapak,


Ibu Endah..... Engkau adalah kekasih hati kami, cinta kami, yang selalu kami sayang!


Terima kasih, Ibu sayang! Terima kasih, Cinta!



salam sayang selalu dari

bapak dan anak-anak, Raras dan Gagas

Raras LULUS!!


Selamat ya, Sayang! Bapak ibu senang sekali Raras bisa lulus dengan nilai sangat memuaskan. Nilai Raras pelajaran Bhs Indonesia 8,80, Matematika 8,50, dan IPA 9,00. Total nilai 26,30. Selamat anakku! Syukur kepada Tuhan ya, Nduk. Segala upaya kerja kerasmu itu memang udah menjadi kewajibanmu. Tapi nilai baik-mu itu adalah anugerah dan belas kasihan-NYA kepadamu. Ucap syukur ya, Sayang. Tak ada berkat tanpa usaha belajarmu, dan permohonan doamu, juga yang terutama, itu karena anugerah Tuhan semata, anakku. Terpujilah Tuhan.

Rabu, 10 Juni 2009

Awan Tipis Menggelayut Ramah


Jika langit berawan tipis, demikianlah langit di sebelah timur rumah kita. Matahari dengan menawan menjadi buah bibir dalam gelap yang tinggal sedikit tersisa. Setiap kali bapak ibu berangkat menuju kantor, sementara awan tipis menggelayut ramah, maka matahari mengantar kami menuju tempat berpeluh gembira. Sukacita mengantar kami, menerbitkan ucapan syukur yang menggelora, meriak di dada, merasakan tangan Tuhan menyapa. Sampai Pepe. Sampai sekarang Ia menjamah. Terpujilah Allah, khalik segala langit, sumber nyanyian melipur lara, menegur polah, menguatkan langkah! Mari bekerja, bukan untuk hari ini, dan bukan untuk manusia, tapi demi Nama-Nya yang kudus Penopang kita.
Foto ini diambil bapak, di belakang rumah, di atas sadel vario, dalam perjalanan ke kantor, seperti hari-hari sebelumnya.

Maka orang akan takut kepada nama TUHAN di tempat matahari terbenam dan kepada kemuliaan-Nya di tempat matahari terbit, sebab Ia akan datang seperti arus dari tempat yang sempit, yang didorong oleh nafas TUHAN. (Yesaya 59:19)

Selasa, 09 Juni 2009

Melihat Malang Tempo Sekarang: Bergaya







Foto-foto ini menunjukkan kota Malang yang bergaya atau bapak, Om Daniel, dan Tante Fanni yang bergaya...??? Betul! Emang kami lagi kompak pengen nampang bareng dengan beberapa situs kota Malang. Udah lama banget kayaknya gak punya foto dengan background kota Malang. Lumayan dalam perjalanan dinas, presentasi SELC dan rapat persiapan seminar kerja sama ACSI Indo dan IMAKRIS UM dan BINA BANGSA CHRISTIAN SCHOOL di sekolah Bina Bangsa di kawasan Tidar, hari Jumat 5 Juni 2009 lalu, bapak dan teman-teman menyempatkan nampang bareng dengan latar belakang Kampus SAAT, Stadion Gajayana, Stasiu Kota Malang, dan Bakpao Telo. Dan almamater bapak, SMA Negeri 4 Malang.

Pembekalan Orang Tua, Persiapan Camp Sekolah Minggu GKI PTI di Trawas






Minggu, 7 Juni lalu bapak dan ibu menghadiri pembekalan bagi orang tua, yang anak-anaknya duduk di kelas 4 s/d 6 SD. Acara diselenggarakan oleh komisi Anak GKI Pondok Tjandra Indah (PTI) Waru Sidoarjo. Raras akan ikut acara Camp SM pada tanggal 14-16 Juni 2009 yad di Trawas. Ini adalah pengalaman Raras pertama kali ikut Retreat. Pdt. Emiritus Sucipto memberikan pembekalan untuk para orang tua. "Pernahkan anak-mu memergokimu berdoa dan menyebut nama mereka?" demikian pertanyaan Pak Cip membuka sesi pembekalan itu. Ditunggu sesaat tidak ada yang menjawab, Pak Cip mulai geleng-geleng kepala, uts.... bapak langsung aja komentar,"Kalo dipergoki tidak pernah, Pak Cip. Tapi jika mereka mendengar langsung ya setiap hari, karena kami kan berdoa bersama mereka." Hehehehe............

Ya, bapak langsung ingat, setiap malam sebelum tidur, atau pagi hari sebelum kita berangkat beraktivitas, bukankah kalian, Raras Gagas mendengar langsung bapak dan ibu menyebut langsung nama-nama kalian. Dan bapak ibu pun mendengar langsung dari doa kalian, karena kalian mendoakan bapak ibu tiap hari. Terima kasih, sayang. Kalian telah berdoa untuk bapak, ibu, bahkan Kakung, Uti, dan Mbak Yanti tiap hari. Kekuatan kita memang dari berdoa, anak-anak. Di dalamnya kita beroleh kekuatan karena kita mengucapkan syukur atas berkat-berkat Tuhan dalam situasi baik atau tidak baik waktunya, berkat yang mengalir dalam suka dan duka, anugerah Tuhan menguatkan kita setiap hari, kita bersukur untuk itu.

Terima kasih, Sayang, Kalian telah menjadi anak-anak yang manis bagi bapak dan ibu. Rajinlah dan setialah berdoa selalu. Berdoa juga menjadi refleksi bagi kita, bahwa masih banyak tingkah polah kita yang harus kita perbaiki agar Bapa di surga tersenyum melihat ulah kita.
I love you, Ras Gas!!

Kapan acara semacam gini diadakan lagi, Pak?






"Kapan acara semacam gini diadakan lagi, Pak? " Begitu pertanyaan Gagas kepada bapak, sementara bapak masih memegang stir vario, berkendara dari rumah Pak De Isaac dalam perjalanan pulang, Minggu, 7 Juni 2009 lalu. Tampaknya Gagas seneng banget ketemu dengan temen-temen barunya. Ada Danny, Unique, dan Agnes, anak-anak dari Tante Ennis. Lalu ada Egar dan Anne, anak-anak dari Tante Asri dan Om Pam. Sementara para orang tua sedang sibuk berdiskusi menyiapkan acara Reuni, mereka asyik bermain ke sana kemari. Rupanya keceriaan separoh hari itu sangat berbekas pada Gagas, ia menikmati betul pengalaman barunya.

Oke, Sayang, kamu akan sering bermain bersama mereka nanti, karena bapak ibu dan teman-teman bapak ibu telah bersepakat bahwa bersilatuhrami itu penting.

Bersyukurlah, bahwa kalian punya komunitas yang saling menghangatkan. Jagalah persaudaraan dan pertemanan menjadi hangat selalu, anak-anakku. Bapak dan ibu juga sedang belajar melakukannya.

Kamis, 28 Mei 2009

Raras rekreasi ke Batu

Pagi ini Raras bersama teman-temannya di kelas 6 SDN Buncitan berangkat menuju kota Batu. Meski diiringi para gurunya dalam iringan 2 bus, berangkat dari Sedati Sidoarjo menuju wilayah Malang Raya. Rasanya ati ini sumendal banget. Dalam usia hampir 12 tahun, Raras baru kali ini bepergian tanpa diiringi orang tua atau sanak saudaranya, pengalaman pertama baginya, tapi begitu dinantinya dengan keriangan luar biasa sejak beberapa hari lalu. Tadi malam ibu dan Mbak Yanti tertawa terbahak-bahak, melihat baju yang disiapkan Raras, cukup untuk 3 hari. Padahal Raras nanti sore udah balik pulang. Hehehahahhohohoho.... gak papa Sayang, itu namanya persiapan dengan matang.
Selamat berekreasi ya. Sayang... Selamat mengeksplorasi Jatim Park, Agrowisata, kebuh teh, dan pasar selekta!
Sepulang nanti, ceritakan semua pengalamanmu ya........

Rabu, 27 Mei 2009

Menilik Teman Bapak Ibu




Kalian punya sahabat baik, Raras dan Gagas? Siapa teman baikmu itu? Sudah pernah berkunjung ke rumah temanmu itu? Cobalah sesekali berkunjung, bapak mau kok mengantar. Seperti halnya bapak dan ibu, yang juga punya banyak teman baik. Salah satunya adalah pasangan suami istri Om Agus dan Tante Ennis. Tante Ennis adalah teman seangkatan ibu tatkala kuliah di Universitas Negeri Malang. Dan teman sepelayanan dalam persekutuan mahasiswa Kristen. Lulus kuliah pun kami masih terus berkomunikasi, hingga hari ini. Kami mulai mengenal Om Agus sejak pacaran dengan Tante Ennis, lalu memiliki buah hati 3 orang, si Danny, Agnes dan Unique.

Hari Sabtu, 23 Mei lalu kami berkunjung, bukan hanya bapak dan ibu yang berkunjung, tapi ada juga Pakde Sigit dan Bude Denok, Pakde Isaac, Om Pambudi dan Tante Asri beserta 2 buah hati mereka, si Egar dan Anne. Kami silih berganti berkunjung sekalian ngobrol mempersiapkan pertemuan alumni PMK_IMAKRIS UM tanggal 27-28 Juni 2009 nanti.

Wah, sayang kalian tidak bisa ikut, jadi gak bisa ngramein suasana, dan nyicipi masakan Tante Ennis yang dikenal jago masak ini. Ya, udah pasti kalian tidak ikut, kalo ikut mau naik sepeda motor berempat, wah.... kasihan ibu yang duduk paling belakang, pasti akan paling sering teriak, pelan! pelan! Hahahahaha....... Maaf, ya sayang, bapak belum bisa menyediakan kendaraan yang memuat kita berempat kalo bepergian bersama. Jadinya kita tidak pernah bepergian bersama berempat deh..... Hehehehehe...... kecuali peri ke gereja di GKI PTI. Nah itu mau tidak mau kita harus duduk berempat, meski sebenarnya bapak udak kuatir sekalo disemprit Pak Polisi. Lalu apa yang bapak katakan kalo distop dan ditilang ama Pak Polisi. Ya... bapak akan bilang aja..."maaf ya Pak kami udah kebelet memuji Tuhan di Gereja, dan punyanya ya hanya Vario ini untuk berempat, kalo mau ditilang ya monggo........."

Mari syukuri kenikmatan ini, anak-anakku. Kenikmatan berinteraksi dengan teman-teman kita, kenikmatan berinteraksi dengan Tuhan kita, bagaimana pun kondisi kita.

Selamat belajar, Sayang.

Jumat, 15 Mei 2009

Rapat Panitia Reuni 9 Mei


Raras dan Gagas, met pagi sayang! Bapak baru balik dari SMP Kr. Petra 5 mengambil seragam sekolah untuk Mbak Raras. Wah, bapak merasa senang sekali, tidak terasa sebentar lagi Raras udah kelas 7. Dan Gagas pun mau masuk kelas 3. Terima kasih, anak-anak. Bapak gembira karena kalian bertumbuh dengan sehat dan mau rajin belajar. Bapak bersyukur tidak melihat kalian punya penyakit malas. Enggan baca buku, enggan mengulang materi pembelajaran, enggal mencoba hal baru, wah syukur deh..... semoga kalian terus bertumbuh dalam berkat dan hikmat Tuhan. Mau mendengar sabda Tuhan dan belajar melakukan.

Melakukan kesalahan itu bukan hal yang tabu dan nampak menjijikkan, anak-anak. Itu adalah hal biasa yang orang lakukan jika mau berusaha mengerjakan hal baru. Kalian pun juga tidak perlu kuatir jika suatu saat melakukan kesalahan, lalu sedih, dan akhirnya malah menyusahkan banyak orang atau merugikan orang lain. Melakukan kesalahan itu bisa diatasi dengan mencoba melakukan hal serupa dan memperbaikinya agar kesalahan tidak terulang. butuh keberanian untuk mencoba hal itu lagi, anak-anakku. Tapi tidak mengapa, lakukan saja, dan kalian bisa mendapat pengalaman baru, bahwa kita pun bisa belajar dari kesalahan. Mengerti bahwa kalian salah adalah perlu. Memahami kelemahan diri, kekurangan diri, dan mencoba melakukan lebih baik harus menjadi semangant kalian dalam mengerjakan apa pun. Lakukan lagi, lakukan lagi, hingga mencapai yang terbaik. Yang harus dihindari adalah tidak mau mendengar ide baik orang lain, tidak mau dengan pesan atau nasihat orang lain. Suka semau gue, dan memaksakan kehendak, nah.... itu yang harus dihindari....

Tidak selalu kalian bisa belajar hal tertentu dengan sukses, kadang kita juga menemui sesuatu yang sulit sekali kita pelajari. Tidak apa apa jika kalian berhenti untuk tidak lagi mengerjakannya, dan baru....... suatu waktu kalian mencoba lagi.

Raras Gagas, bapak hanya pengen bilang pagi ini, kalian telah menjadi anak-anak yang manis bagi bapak dan ibu. Kadang bapak dan ibu punya kemauan yang harus kalian lakukan, kadang juga bapak ibu membebaskan kalian melakukan apa yang kalian suka. Kalian harus megerti bahwa kita hidup di masyarakat, ada yang harus kita lakukan meski kita tidak suka, atau sebaliknya ada yang perlu kita jauhi dan tidak sesekali melakukannya lagi, karena itu tidak baik bagi sesama. Mengontrol dan mengendalikan diri untuk belajar mencapai cita-cita dengan langkah-langkah gontai tapi terus maju, adalah lebih baik dari pada semangat yang menggebu lalu padam. Pelan-pelan kalian akan belajar mengerti ini........

Sekarang.....ya....waktunya untuk belajar dengan bermain.....!! Selamat bersenang-senang, Sayang. Tuhan Yesus mengasihi kalian; anak-anak yang mau belajar dan tidak gampang patah semangat!


Dadaag.....

I love U.


Nb. Coba lihat foto teman-teman bapak ibu yang rapat di rumah kita tanggal 9 Mei lalu! Tampak semangat dan optimis mengerjakan pekerjaan besar, yang tantangannya luar biasa! Dan kalian, anak-anak, teruslah bertumbuh dalam permainan BELAJAR DAN BERMAIN!

Sabtu, 02 Mei 2009

Salam bapak dari pulau Galang Batam untuk Raras dan Gagas









Hai, sayang, seusia memberi materi untuk seminar Guru-guru di sekolah Basic di Batam Center, bapak menikmati keindahan pulau Batam, Tongtong, Relang, dan pulau Galang. Di pulau Galang bapak menikmati betul betapa alam ini bisa memberi teguran dan pemeliharaan luar biasa bagi manusia. Rasgas, di pulau Galang ini, pernah tinggal para pengungsi dari Vietnam pada tahun 1979. Kapal yang tampak di foto itu pernah dinaiki 200 orang. Sebagian mati dalam perjalanan. Mereka atas seizin pemerintah Indonesia, karena permintaan PBB tinggal di pulau Galang sampai tahun 1996. Kalian lihat, masih banyak peninggalan yang berdiri kokoh. Ada wihara, gereja katolik, gereja protestan (tidak bapak foto, karena sudah rusak berat, dan jalan menuju ke sana penuh semah belukar), penjara, barak pengungsi, rumah sakit, pemakaman, dll.
Apa yang bisa kamu pelajari dari foto-foto saksi perjalanan derita kaum pengungsi Vietnam ini, anak-anakku? Tentang Domisili, hunian, komunitas pergaulan, dan keteguhan memegang kebenaran. Nikmati dan syukuri kalian bisa tinggal di desa Pepe saat ini, nikmati dan syukuri kaliana bisa tinggal di komunitas Puri Permata Regency sekarang ini, bergaullah dengan ramah kepada setiap temanmu di kompleks, dan lakukan segala sesuatu yang dan dengan benar, anak-anakku.

Seperti foto bapak di jambatan Barelang, jembatan yang menghubungkan pulau Batam dengan pulau Tongtong dan pulau lainnya ini, hidup kita sangat indah, anak-anak, nikmati dan sykuri, tetapi juga kerjakan tugas dan kewajibanmu dengan sungguh-sungguh. Mari songsong hari yang selalu memberi kesempatan baru bagi kita, dan mari kita kerjakan bagian kita dengan sebaik-baiknya.
I love you, sayang!
Bapak mau jalan-jalan lihat Nagoya ya! pusat kota Batam.

Salam,
bapak dari sepanjang perjalanan mengeliling pulau Batam dan sekitarnya.