Kamis, 03 Desember 2009

Puisi Gagas yang membuat bapak-ibunya geli dan terheran-heran




Ini adalah 2 puisi Gagas yang kami temukan di bawah kursi beberapa hari lalu. Kuambil dan kutulis puisi ini tanpa sepengetahuannya. Coba aja kalo tahu, gak bakal dia memperbolehkannya. Kami baca buku-buku yang penuh dengan hasil coret-mencoretnya, kalo dia memergoki langsung aja teriakannya menggema dan buku tersebut disambernya. Sehingga bapak ibunya harus sembunyi-sembunyi untuk membacanya. Dua puisi ini kupindahkan ke web blog supaya Gagas kelak membaca sendiri puisi ciptaannya yang sempat tercecer dan kami simpan. Kelak ia tahu bahwa bapak ibunya menyimpan tulisan-tulisan kreatifnya. Tanpa ia sadari. Begitu banyak tulisan-tulisannya, menghabiskan belasan buku di tahun 2009 ini.

Ayo Gagas menulis terus seperti ungkapan kejujuran dan pertanyaan ajaib yang tersirat dalam puisi ini:




SABAR


Sabar membuat kita menjadi rukun

Sabar membuat kita menjadi disenangi orang

Setiap hari aku melakukan hal dengan sabar

Setiap orang pasti bernah bersabar di segala hal


Sabar tidak memaksakan kehendak

Sabar suatu hati nurani

Setiap hari-hari yang dijalani pasti ada kesabaran

Sabar membimbing kita tidak membalas jahat dengan kejahatan


(Gagas, Oktober 2009)




PEMANDANGAN


bukit-bukit berjejer rapi bagai elang terbang

pohon juga berjejer rapi bagai kura-kura berjalan

semak duri juga ada melambangkan sakitnya Yesus

bahkan danau juga ada bagai sebuah sawah besar


indah sekali pemandangan ini

seperti sebuah lukisan yang tergambar di kanvas

siapa yang membuat ini

siapa yang menciptakan ini


(Gagas, Oktober 2009)


Bapak sangat senang membaca tulisanmu ini, Gas. Bapak harap kamu makin hari makin mencintai aktivitas menulis. Kembangkan terus, Sayang.