Jumat, 18 Februari 2011

Workshop Seni Peran di Trenggalek, 13-15 Februari 2011










Meski bapak hanya sehari di Trenggalek, karena mengambil kesempatan shooting di Batu bersama aktor-aktor yang lebih berpengalaman, bapak merasa at home di Trenggalek. Sebuah kota kecil, yang dikelilingi oleh pegunungan dan perbukitan. Dengan nuansa alam, pendidikan karakter berbasis seni peran berlangsung diikuti oleh sekitar 50 murid-murid dari SMA dan SMA di sekitar Trenggalek. Yudistira Putri Barati atau Puput, putri sulung Om Sinwan, yang menjadi pemrakarsa kegiatan ini.

Workshop Seni Peran di Tengger, 21-23 Januari 2011












Ini adalah foto-foto kegiatan bapak dan teman-teman bapak dalam teater IDEOT yang sedang memandu 45 murid dan 15 guru Sekolah Baithani di Tutur, Mororejo, dan Tosari Tengger untuk bersinergi dalam Workshop Seni Peran. Luar biasa, anak-anakku. Mereka mampu membuat 6 film dengan 6 judul yang sangat membangun penonton. Mereka telah menunjukkan kerja keras dan mereka layak mendapat pujian.

Belajar Berdialog dari Lukman Sardi dan Masayu Anastasia
















Anak-anakku, Raras dan Gagas, ini adalah pengalaman bapak bermian akting 2 hari bersama aktor-aktor handal Ibu Kota.








Dalam berteater, bapak selalu menggunakan suara perut. Supaya suara bapak menjadi keras, dan terjaga dalam waktu agak lama meski bermain lebih dari 2 jam. Namun dalam berakting di depan kamera, kemampuan itu ternyata tidak begitu termanfaatkan, Sayang. Dasar-dasar akting tetap sangat berpengaruh dalam model peranan apapun. Penghayatan yang harus selalu total juga tetap dibutuhkan dalam sikon setting untuk cerita di manapun dalam format apapun. Namun tentang kualitas vokal.....wow.... bapak sampai terkesima, karena bapak seperti anak TK yang harus belajar dari awal.

Suara yang dibutuhkan dalam akting di film, tak begitu keras, tidak begitu berkarakter. Cukup dengan volume biasa saja, seperti kita ngobrol setiap harinya. Santai, alamiah, tanpa terlihat emosi berlembihan, tidak perlu menggunakan suara perut, cukup alami saja, dengan pernafasan dada dan atau perut sesuai kondisi.

Sambil melakukan tugas penokohan dan perwatakan yang bapak terima, sebagai Pak Bram dalam FTV SCTV berjudul "CINTA YANG DITUKAR", bapak dari tokoh utama AGUNG (yang diperankan oleh LUKMAN SARDI). Pak Bram ini seorang tokoh bekas orang kaya yang bangkrut, ditinggal mati istrinya, depresi, mabuk-mabukan, tukan malak. Dan salah seorang yang menjadi korbannya adalah MASAYU ANASTASIA. Mereka bermain dengan sangat baik. Bapak bisa belajar banyak dari pengambilan gambar di 12 scene itu. Lumayan, anak-anak, itu adalah kesempatan berharga bagi bapak untuk belajar banyak. Semoga bapak bisa mengembangkannya dalam ladang pelayanan berbagi energi berteater dalam Pelatihan Pendidikan Karakter lewat Workshop Seni Peran.

Selama belajar. Jangan lupa tonton ya.... Hehehehehe.........

Akting bersama Lukman Sardi dan Masayu Anastasia












Hai, sayang. Dua hari ini, tanggal 14-15 Februari 2011, meski hanya 12 scene, Bapak berkesempatan main akting dengan aktor muda handal Lukman Sardi dan artis cantik Masayu Anastasia. Aduuuuuhhhh...... bapak jadi malu, bapak belum bisa main sebagus mereka. Mereka mainnya bagus banget, sangat alami, wajar, dengan ekspresi vokal seperti keseharian. Sedangkan bapak yang sebelumnya sempat melatih seni peran dalam Workshop Seni Peran di Trenggalek, masih cenderung terbiasa menggunakan suara perut, suara bapak berat, dan dalam. Dan itu ternyata tak begitu diperlukan di film.

Syukurlah, Sayang. bapak bisa belajar banyak dari mereka. Tentang bagaimana harus berdisiplin dalam menjaga stamina keaktoran, bermain cantik dan alami, bermain tanpa beban. Vokal yang cenderung pelan dan dengan nada tak rendah, tak tinggi. Cukupan. Gerak yang tak begitu banyak. Cenderung minimalis gerak. Tapi bermain dengan penghayatan yang keluar lewat tatap mata dan sedikit gerak kinesik/busines dan gesture yang tidak berlebihan.

Pengalaman 2 hari shooting dengan penggarapan film yang sangat profesional, membuat bapak seperti bermimpi. Dalam 3 bulan terakhir bapak dan teman-teman bapak di Teater Ideot sangat intens mendampingi banyak kelompok dalam belajar proses kreatif seni peran yang berlangsung sehari, dan sehari kemudian untuk pengambilan gambar. Menghasilkan 5-6 film pendek. Dampaknya memang luar biasa, karena setiap peserta merasa tereksplorasi kecakapannya, kepercayaan dirinya. Dan pengalaman baru ini makin meneguhkan bapak untuk lebih giat dalam mempelajari seni peran dan implementasinya dalam film.

Bersyukur untuk setiap rencana Tuhan buat kita. Apapun yang kita lakukan seyogyanya kita lakukan dengan totalitas. Allah akan sediakan hikmat dan kuasa yang kita butuhkan. Selamat bermimpi dan meraihnya, Sayang. Ayo bersama bapak dan ibu, kalian dapat mengeksplorasi kesukaanmu. Untuk Gagas, selamat belajar bermain gitar. Untuk Raras, selamat belajar bermain keybord. Kalian pasti bisa, asal sungguh-sungguh berlatih keras. GBU seperti selalu.

Jumat, 04 Februari 2011





Sejak bulan Agustus 2010 lalu Bapak terlibat dalam tim konsultan pendidikan untuk sebuah sekolah di wilayah Surabaya. Yayasan Pendidikan yang sudah hampir berusia 65 tahun ini memiliki 10 sekolah. Nah, beberapa foto ini adalah peristiwa yang baru saja terjadi, ketika Bapak melakukan proses supervisi dan evaluasi guru-guru di sekolah tersebut.

Jadi Guru itu adalah sebuah panggilan, Anak-anakku. Tidak mengejar duit adalah salah satu prasyarat utama. Namun tetap mau bekerja keras mengupdate perkembangan ilmu pengetahuan dan mengupgrade diri agar tidak ketinggalan zaman adalah syarat berikutnya.

Kalian mau jadi Guru? Belajar yang rajin ya..... seperti teman-temanmu yang tampak asyik difasiltasi oleh guru-gurunya untuk memberdayakan diri.

Selamat belajar dan mencintainya, Anak-anakku, Sayang.

Menemani Guru-guru SMP Kr. YBPK Mojowarno Blogging
















Menemani guru-guru SMP Kr. YBPK Mojowarno blogging, adalah sukacita tersendiri buat Bapak. Ini adalah bulan ketiga Bapak melakukan pelayanan training guru di Mojowarno. Senang sekali menyanksikan betapa teman-teman Guru itu menumbuhkan spirit, lalu mencoba dengan keras menumbuhkan kebiasaan melajar mengupdate ilmu pengetahuan.

Bagi kita yang di kota mengakses internet bukanlah hal yang sulit. Tetapi di desa, guru-guru mulai membuat email address dan membuat blog sendiri, itu adalah luar biasa. Apapun rasa letih dan capek ketika bertandang ke salah satu desa terbesar bertumbuhnya Greja Kristen Djawi Wetan (GKJW) di tanah Jawa ini, Bapak merasa riang dan bersyukur. Dan tak hentinya berdoa untuk pertumbuhan yang siginifikan dalam proses pembelajaran di salah satu sekolah dari 78 sekolah yang menyebar di pelosok Jawa Timur, dan sedang mengalami kesultan financial dan sulitnya mendapatkan tenaga guru. Semoga kemajuan-kemajuan kecil ini terus menjadi bilah kecil yang mendorong pertumbuhan dalam bidang-bidang lain.

Kalian mau melayani di tempat-tempat seperti ini, Anak-anakku? Kalian sungguh dibutuhkan untuk terjun langsung suatu saat ketika kalian sudah siap. Oleh karena itu jangan berhenti menumbuhkan semangat belajar yang tinggi. Apapun yang kalian suka, mulailah geluti dengan giat. Tuhan memberkatimu, Raras dan Gagas Sayang.

Peneguhan Board Member Yayasan Baithani Tengger












Sudah delapan bulan ini Bapak setiap bulan mengunjungi sekolah Baithani di Tengger. Kunjungan Bapak yang rutin untuk berbagi materi pelatihan tentang kependidikan setiap jumat awal bulan, makin diteguhkan dengan upacara dan ibadah peneguhan bapak dan teman-teman Bapak sebagai anggota pengurus yayasan yang mengurusi 6 sekolah di wilayah Tengger ini.

Ini adalah pelayanan Bapak disamping bekerja di Yayasan Pendidikan Visi Misi. Suatu saat kalian pun akan berkesempatan melakukan pelayanan serupa, pelayanan yang berbasis kompetensi kalian. Oleh karena ini bersungguh-sungguhlah mengembangkan talentamu. Kelak jika sudah bisa dibagikan untuk orang lain, maka kalian perlu memiliki komitmen pribadi, untuk lebih sungguh berbagi di tengah masyarakat yang membutuhkan uluran tangan.


Teruslah belajar, anak-anaku, Sayang. Tuhan telah memberimu karunia yang berbeda-beda, tetapi untuk tujuan yang sama, yakni melayani Tuhan melalui sumbangsih dedikasi tenaga, waktu, dan apapun yang kita punya untuk sesama yang membutuhkan partner dalam memberdayakan diri. Dengan memberikan diri kita, itu sama artinya kita juga memberdayakan diri kita. Memberilah terus karena dengan itu Tuhan memperlengkapi kita terus.
Mari bersama belajar untuk memberi diri dalam ladang-Nya.

Sejenak Merasakan Kegembiraan dalam Air Menyejukkan
















Di tengah kesibukan kita, Ibu yang sangat repot dengan pekerjaan sebagai Wakasek Kurikulum SMA Kr. Petra 2. Mbak Raras yang sibuk mempersiapkan ulangan harian, dan Gagas yang sibuk membaca buku-buku koleksinya, syukur pada hari IMLEK, 3 Februari ini kita masih bisa menyempatkan bersantai sejenak.

Sejenak kita melupakan beratnya pekerjaan, dengan berrmain air, seluncuran, dan pancuran di Ciputra Water Fantasy, sambil berfoto ria, cukup heboh juga ya... Senang juga kita bisa meluapkan kegembiraan sambil bercengkrama dengan keluarga Tante Ennis dan Om Agus.

Sekarang Mbak Raras kembali lagi dengan aktivitas yang padat, belajar. Demikian juga Gagas yang mulai demen berlatih bermain gitar. Selamat bersenang-senang, Sayang. Tetap santai dalam keseriusan kita. Dan selalu serius melakukan aktivitas belajar dengan perasaan sukacita dan nyaman.

Peluk cium selalu,
bapak ibu